Friday, October 3, 2014



BAB I

PENDAHULUAN


A.     Mengapa Penelitian Dilakukan

Hakekat kehidupan manusia untuk memenuhi kebutuhan untuk mewujudkan kepuasan baik lahiriah maupun batiniah. Rasa ingin tahu, ingin mengembangkan sebuah fenomena/teori, ingin menemukan sesuatu dan sebagainya adalah kebutuhan manusia yang bisa dipenuhi melalui kegiatan penelitian (riset).

Riset berawal dari keinginan seseorang atau sekelompok orang untuk meperoleh sebuah kebenaran. Kebenaran yang dimaksud yaitu suatu ilmu pengetahuan yang benar yang dapat memenuhi/memuaskan manusia atau dapat menjawab ke-ingin-tau-an manusia. Kebenaran  juga merupakan  persesuaian antara  pengetahuan dengan objeknya.

Sebuah riset membutuhkan metode ilmiah, artinya ada pedoman-pedoman yang harus dipenuhi sebagai standar sebuah penelitian. Metode ilmiah dalam sebuah riset terkandung maksud :
1.    Metode ilmiah bersifat kritis dan analitis, karakteristik ini mendorong suatu kepastian dan proses penyelidikan untuk mengidentifikasi masalah dan metode untuk mendapatkan solusinya.
2.    Metode ilmiah adalah logis , artinya merujuk pada metode dari argumentasi ilmiah, kesimpulan secara rasional diturunkan dari bukti-bukti yang ada
3.    Metode ilmiah adalah objektif, mengandung makna bahwa hasil yang diperoleh sama dengan penelitian lain pada kondisi yang sama. Dengan kata lain hasil penelitian dikatakan ilmiah apabila dapat dibuktikan kebenarannya.
4.    Metode ilmiah bersifat konseptual dan teoritis, artinya ilmu pengetahuan mengandung arti pengembangan struktur konsep dan teoritis untuk menuntun dan mengarahkan upaya penelitian.
5.    Metode ilmiah adalah empiris, artinya berstandar pada realitas
6.    Metode ilmiah adalah sistematis, artinya mengandung arti suatu prosedur yang cermat dan mengikuti aturan tertentu yang baku.

Metode ilmiah dengan pemikiran kritis sudah lama dilakukan kebanyakan orang melalui pemikiran silogisma yaitu membuat kesimpulan berdasarkan premis (kejadian empiris) yang ada. Dari pemikiran tersebut munculah pola berfikir deduktif (penarikan kesimpulan untuk hal spesifik dari sebuah gejala umum), dan pola berpikir induktif (penarikan kesimpulan dari sesuatu yang khusus ke hal yang sifatnya umum). Kedua pola berpikir ini digunakan secara bersama-sama sebagai pendekatan penelitian untuk dapat menghasilkan sesuatu yang maksimal, namun pda kenyataannya sulit dilakukan. Bentuk penelitian kuantitatif lebih menngandalkan pola berbikir deduktif sedangkan bentuk penelitian kualitatif lebih berorientasi pada pedfekatan induktif   

Contoh pola berfikir deduktif
-        Semua mahasiswa aktif harus mengisi KRS (Kartu Rencana Studi)
-        Andi mahasiswa aktif
-        Oleh karena itu, Andi harus mengisi KRS
Contoh pola berpikir induktif
-        Mahasiswa Diploma III mengenakan pakaian hitam putih saat kuliah
-        Mahasiswa Diploma IV mengenakan pakaian hitam putih saat kuliah
-       Kesimpulan semua mahasiswa D III dan D IV mengenakan pakaian hitam putih saat kuliah

B.     Skema Penelitian

 











Uraian dari skema rangkuman diatas menunjukkan bahwa sebuah kegiatan penelitian berawal dari rumusan masalah penelitian. Artinya sebelum penelitian dilakukan terlebih dahulu peneliti menentukan masalah yang akan dijadikan obyek kajian dalam sebuah penelitian. Langkah kedua yaitu mencari teori-teori pendukung untuk memperkuat kajian dengan merumuskan berbagai pendugaan-pendugaan  yang terjadi melalui rumusan hipotesis. Rumusan teori dan hipotesisi ini akan mempermudah perumusan variabel, instrumen penelitian dan pemilihan alat analisis data. Sebuah hasil penelitian harus menjawab permasalahan dan hipotesis penelitian yang dikemukakan. Hasil akhir dari sebuah kegiatan penelitian yaitu memberikan konklusi/kesimpulan dari sebuah penelitian, sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

C.     Klasifikasi Penelitian


 



























Berbagai sudut pandang dan pendekatan yang dipergunakan sebagai dasar pengklasifikasian model/jenis penelitian yaitu :
a.    Berdasarkan Tujuan Penelitian
Secara umum sebuah penelitian bertujuan untuk; pengembangan teori dan pemecahan masalah. Berdasarkan kedua alasan ini maka penelitian dapat diklasifikasikan : Penelitian Dasar (Basic Research) dan Penelitian Terapan (Applied Research)

1.    Penelitian Dasar yaitu tipe penelitian yang berkaitan dengan pemecahan persoalan yang bersifat teoritis, oleh sebab itu hasil akhir dari penelitian ini yaitu pengembangan teori. Dengan kata lain ; Penelitian murni (penelitian dasar/basic research) yaitu penelitian yang berutujuan mengembangkan ilmu pengetahuan. Penelitian ini memang tidak secara langsung bertujuan untuk memecahkan masalah, melainkan hanya sekedar menguji kebenaran sebuah teori. Selanjutnya penelitian ini terdiri dari :

a.    Penelitian deduktif penelitian yang rumusan hipotesisnya berdasarkan sebuah teori. Penelitian ini menelaah sesuatu yang sifatnya umum kemudian mengambil kesimpulan secara khusus. 
Contoh peristiwa deduktif : Ketika harga tiket masuk kawasan wisata dinaikkan maka pengunjung obyek wisata menurun. Obyek wisata Pantai Parangtritis mengalami penurunan pengunjung karena harga tiket masuk dinaikkan.   
b.   Penelitian induktif penelitian yang rumusan hipotesisnya berdasarkan fakta. Penelitian ini menelaah sesuatu yang khusus kemudian mengambil kesimpulan secara umum
Contoh peristiwa induktif :  Kunjungan wisatawan di Candi Prambanan menurun, Kunjungan wisatawan di Candi Borobudur menurun, Kunjungan wisatawan di Kraton Yogya menurun. Kesimpulannya kunjungan wisatawan ke Yogya dan Jawa Tengah menurun.

2.    Penelitian Terapan yaitu merupakan penelitian yang menekankan pada masalah-masalah praktis. Jenis penelitian seperti ini biasanya atas permintaan sponsor. Pada umumnya hasil atau temuan dari penelitian jenis ini untuk pengambilan sebuah keputusan dalam suatu organisasi. Jenis penelitian ini selanjutnya dibagi menjadi :

a.    Penelitian Evaluasi (Evaluation Research) yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengevaluasi atau menilai berhasil tidaknya atau efektivitas suatu kegiatan atau program
b.    Penelitian dan Pengembangan (Research and Development) yaitu penelitin yang bertujuan untuk menciptakan suatu program atau produk baru dalam sebuah perusahaan
c.    Penelitian Aksi/tindakan (Research Action) yaitu penelitian yang betujuan untuk mencoba sebuah pendekatan/cara baru pada sebuah program atau kegiatan untuk memecahkan sebuah persoalan.

b.     Berdasarkan Karakteristik Masalah
Berdasarkan karakteristik masalah yang dimunculkan oleh peneliti maka penelitian dapat dikelompokan menjadi :

1.    Penelitian Historis (Historical Research) yaitu penelitian yang betujuan membahas kejadian-kejadian atau fenomena-fenomena masa lalu ( historis ) atau merekonstruksi fenomena masa lalu secara sistematis. Penelitian historis biasanya menggunakan sumber data primer (pengamatan langsung) terhadap obyek penelitian dan sumber data sekunder yaitu berdasarkan pengamatan orang lain.

2.    Penelitian deskriptif (Descriptive Research) yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsi (menggambarkan) fakta-fakta dari sebuah populasi. Hipotesis dalam penelitian jenis ini dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dari berbagai opini terhadap sebuah populasi. Metode pengumpulan data yang umumnya dipergunakan pada jenis penelitian ini yaitu survey (kuestioner maupun wawancara). Misalnya studi tentang :
-        Perilaku konsumen hotel XXX
-        Perilaku karyawan hotel XXX
-        Gaya kepemimpinan hotel XXX terhadap kinerja bawahan dll.

3.    Penelitian studi kasus dan lapangan (Case and Field Study) yaitu penelitian yang karakteristik masalahnya berkaitan dengan latar belakang dan kondisi saat ini  dari subyek yang diteliti. Tujuan dari penelitian jenis ini melakukan penelitian secara mendalam atau memberikan ulasan mengenai obyek tertentu. Bila dibandingkan dengan penelitian deskriptif yang menggunakan metode survey, maka penelitian studi kasus lebih banyak variabelnya dari pada sampelnya sedangkan metode survey lebih banyak sampelnya daripada variabelnya.

4.    Penelitian korelasional (Correlational Research) yaitu jenis penelitian untuk menguji ada tidaknya hubungan (korelasi) antar dua variabel atau lebih. Hasil pengujian dari korelasi selanjutnya dapat dipakai untuk memprediksi sebuah kejadian selanjutnya. Misalnya studi tentang :
-        Hubungan antara tingkat pelayanan dengan jumlah kunjungan wisatwan
-        Hubungan antara kompensasi dengan motivasi kerja
-        Hubungan antara prestasi belajar dengan efektivitas belajar dll.

Inti dari sebuah penelitian korelasional adalah mengukur kekuatan hubungan antar variabel tanpa harus menunjukkan hubungan sebab akibat. Bentuk korelasi yang  umumnya dipergunakan yaitu korelasi bivariat (bivariate correlation) yang menjelaskan hubungan secara linier antara variabel X dan variabel Y.
Untuk data yang bersifat rasio atau interval (kuantitatif) umumnya dipergunakan koefisien korelasi Pearson Product Moment sedangkan untuk data yang bersifat nominal atau ordinal (kualitatif) dipergunakan koefisien korelasi Spearman atau Kendall-tau.

5.    Penelitian Kausal Komparatif (Causal Comparative Research) yaitu tipe penelitian dengan karakteristik masalah berupa hubungan sebab akibat antara dua variabel atau lebih. Penelitian jenis ini tergolong dalam tipe ex post facto  artinya penelitian yang dilakukan setelah terjadi sesuatu, misalnya kejadian yang disebabkan oleh variabel independen terhadap variabel dependen untuk melihat seberapa besar variabel-variabel independen tersebut berpengaruh terhadap variabel dependen.
Studi kasualitas tidak sekedar mengukur kekuatan hubungan antar dua variabel atau lebih seperti pada studi korelasi tetapi juga menunjukkan arah hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Jadi dalam penelitian kasualitas dua variabel atau lebih harus menunjukkan hubungan sebab akibat. Variabel X (independent independent) disebut sebagai variabel penyebab dan varaibel Y (dependent variabel) disebut variabel yang disebabkan. Bentuk kasualitas dapat ditunjukkan sebagai berikut :

a.    Kasualitas satu arah :
X         Y, artinya X menyebabkan Y (kegiatan belajar dengan pestasi belajar
Y         X, artinya Y menyebabkan X (tingkat pelayanan dengan tingkat kunjungan

b.    Kasualitas dua arah :
Y      X, artinya  ada hubungan simultan antara Y dengan X karena Y menyebabkan X, dan X menyebabkan Y. (Pendapatan Keluarga dengan Pola Konsumsi).

Beberapa contoh penelitian kausal komparatif misalnya :
-  Pengaruh gender terhadap kinerja lembur pada diri karyawan. Gender (laki-laki dan perempuan) adalah variabel terikat dan kinerja variabel bebas
-  Pengaruh latar belakang pendidikan terhadap motivasi kerja karyawan hotel XXX. Variabel terikat latar belakang pendidikan, dikelompokan pendidikan vokasi bidang  perhotelan dan pendidikan non vokasi dan motivasi kerja sebagai variabel bebas

6.    Penelitian Eksperimen (Experimental Research) yaitu tipe penelitian yang karakteristik masalahnya sama dengan penelitian kausal komparatif, hanya saja dalam penelitian eksperimen ada salah satu variabel independen dipakai sebagai kontrol atau ada perlakuan (treatment).
Perbedaan utama antara penelitian kausal komparatif dan eksperimen  yaitu bahwa dalam penelitian eksperimental, pernyataan “sebab” dikendalikan sedangkan dalam penelitian kausal komparatif tidak. Beberapa contoh penelitian Eksperimental misalnya :
-  Dampak kegiatan promosi terhadap tingkat hunian kamar hotel XXX. Variabel bebas adalah kegiatan promosi dan varaibel terikat adalah tingkat hunian kamar hotel XXX.
-  Dampak kenaikan gaji terhadap kinerja karyawan. Variabel bebas kenaikan gaji dan variabel terikat adalah kinerja karyawan.

c.    Berdasarkan Jenis Data 
Berdasarkan jenis data sebuah penelitian dapat dikriteriakan :
1.    Penelitian Opini (Opinion Research) penelitian ini menguji keakuratan berbagai fakta atau pendapat dari sekelompok orang. Tujuan dari penelitian ini untuk menemukan atau menguji kebenaran dari pendapat kebanyakan orang atau suatu opini publik. Misalnya penelitian terhadap sekelompok responden berkaitan dengan adanya produk baru atau fenomena baru yang beredar di masyarakat.

2.    Penelitian Empiris (Empirical Research) yaitu penelitian terhadap fakta empiris yang diperoleh berdasarkan observasi atau pengalaman yang diperoleh peneliti. Misalnya : penelitian studi kasus atau eksperimen tepat sebagai contoh penelitian empiris.

3.    Penelitian Arsip (Archival Research) merupakan penelitian terhadap data-data yang tertulis (terdokumentasi) atau arsip-arsip data. Misalnya penelitian tentang data-data penjualan, data utang piutang, data kekayaan, peninggalan sejarah/cagar budaya dll. Tujuan dari penelitian jenis ini adalah untuk menggambarkan tentang sebuah data (dokumen).


BAB II

PENELITIAN KUALITATIF


A.     Pengertian dan Konsep Dasar Penelitian Kualitatif

Penelitian kualitatif tidak melibatkan  diri pada perhitungan-perhitungan statistik, misalnya perhitungan persentase, nilai rata-rata, chi kuadrat. Penelitian kualitatif lebih mengarah pada segi alamiah (inkuiri naturalistik) artinya berbagai data yang diperoleh sesuai dengan kodratnya (keadaan sesungguhnya) kemudian ditarik sebuah teori atau-konsep-konsep teori. Dengan kata lain penelitian kualitatif yaitu jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk-bentuk hitungan lainnya. Misalnya penelitian tentang kehidupan masyarakat, perilaku wisatawan, peranan organisasi, motivasi masyarakat, budaya, upacara adat dll.

Beberapa definisi penelitian kualitatif yang dikutip dari Lexy Moleong :
Bogdan dan Taylor (1975 ; 5) metodologi kualitatif yaitu sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata yang tertulis atau lisan dari orang dan perilaku yang diamati.
Kirk dan Miller (1986 :9) penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam  ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung dari pengamatan pada manusia baik dalam kawasannya maupun dalam peristilahannya.
Denzin dan Lincoln ( 1987) penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada.

Dari beberapa definisi di atas dapat dimabil kesimpulan bahwa penelitian kualitatif yaitu penelitian yang bermaksud memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dll. secara holistik (menyeluruh) dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa penelitian kualitatif memiliki konsep dasar pengamatan, dan pengalaman seorang peneliti terhadap sebuah kasus yang dijadikan obyek penelitian. Dalam hal ini seorang peneliti terlibat langsung terhadap obyek penelitian.

Seorang Pemandu wisata ingin mengetahui motivasi wisatawan dalam menentukan obyek wisata jenis apa yang dipilih, transportasi apa yang ingin mereka pergunakan, maka seorang peneliti diharuskan berbaur dalam kehidupan para wisatawan untuk secara jelas mengetahui karakteristik dari para wisatawan tersebut. Demikian halnya seorang pemasar (marketer) hotel XXX yang ingin mengkonsenterasikan segmentasi pasarnya pada tamu-tamu dari Asia Timur maka marketer tersebut harus mempelajari budaya dan adat-istiadat, preferensi, perilaku dll pada diri wisatawan Asia Timur.

B.     Manfaat dan karakteristik penelitian kualitatif
   
Pada penelitian kualitatif pengumpulan data melalui pengamatan dan wawancara, dokumen dll. Kemudian diharapkan melahirkan sebuah konsep teori yang berlaku umum. Singkat kata, penelitian kualitatif menarik sebuah hal/fenomena induktif ke hal/fenomena deduktif.

Penelitian kualitatif banyak dipilih orang karena berbagai alasan;
1.    Mengandalkan pengalaman peneliti
2.    Karena sifat masalah yang ditemukan
3.    Pada dasarnya memang metode kualaitatif lebih bisa mengangungkap suatu permasalahan yang sulit diungkapkan oleh penelitian kuantitatif. 

Penelitian kualitatif memiliki beberapa fungsi atau manfaat seperti : sebagai penelitian awal (eskploratif deskriptif), dimanfaatkan untuk menelaah sesuatu fenomena (gejalan/kejadian) suatu latar belakang, motivasi, peranan, nilai, sikap dll. digunakan oleh peneliti yang berkeinginan untuk menggunakan hal-hal yang belum banyak diketahui ilmu pengetahuan . dll

Berbagai ciri/karakteristik penelitian kualitatif
1.    Latar alamiah artinya bahwa penellitian kualitatif menghendaki adanya sebuah keutuhan (holistic/entity) Misalnya penelitian tentang wisatawan Asia Timur, peneliti harus memahami benar tentang budaya, gaya hidup, perilaku, motivasi dll dari orang-orang Asia Timur
2.    Manusia sebagai alat (instrument), artinya peneliti untuk mendapatkan data yang sahih (akurat) harus benar-benar menjiwai atau menyatu dengan pribadi responden yang akan dijadikan sumber data penelitian. Pada contoh diatas misalnya seorang/sekelompok peneliti harus menjelma menjadi orang Jepang (Asia Timur)
3.    Metode kualitatif artinya penelitian dilakukan dengan wawancara, pengamatan atau penelaahan dokumen
4.    Analisis data secara induktif, artinya mengambil sesuatu yang riil di lapangan kemudian merumuskan sebuah kesimpulan yang berlaku umum, hal ini dilakukan untuk dapat menemukan kenyataan-kenyataan jamak seperti yang terdapat dalam data, menjadikan hubungan antara responden dengan peneliti menjadi eksplisit.
5.    Teori dari dasar (grounded theory) artinya mempercayainya yang dilihat secara pribadi, bukan mengandalkan informasi orang lain.
6.    Perspektif emic artinya memperoleh data bukan “sebagaimana seharusnya”, bukan apa yang dipikirkan oleh peneliti, tetapi berdasarkan sebagaimana adanya yang terjadi di lapangan, yang dialami, dirasakan dan dipikirkan oleh partisipan/sumber data.  karena
7.    Deskriptif, artinya data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, foto, catatan lapangan dll. Dalam tindakan analisis lebih mengutamakan istilah mengapa, apa alasannya, bagaimana bisa terjadi dll.
8.    Lebih mementingkan proses daripada hasil, artinya untuk menggambarkan hubungan antara bagian yang sedang diteliti atau proses lebih diutamakan. Seperti pada contoh di atas seorang penelitian tentang wisatawan Asia Timur harus benar-benar tahu bagaimana perilaku mereka sebagai wisatawan dari awal sampai akhir.
9.    Adanya batas yang ditentukan oleh fokus (batasan sebuah penelitian secara nyata)
10.    Adanya kriteria khusus untuk keabsahan data (mensortir data yang tidak/diraguan untuk dipertanggung jawaban)
11.    Desain yang bersifat sementara (karena sifatnya labil)


BAB III
 LAPORAN PENELITIAN


A.     Format Laporan Penelitian


 

















B.     Bagian Pembukaan

Substansi utama dari bagian pembukaan yaitu penentuan sebuah judul dan topik penelitian serta abstraksi dari sebuah hasil penelitian. Menentukan sebuah judul penelitian hendaknya diawali melalui pilihan terhadap topik yang dikehendaki dalam sebuah penelitian. Beberapa sumber topik penelitian  antara lain :
* Dari mahasiswa sendiri
* Dari daftar yang tersedia di PT
* Dari sumber lain (orang/sponsor)

Beberapa petunjuk praktis dalam pemilihan topik penelitian yang harus diperhatikan oleh seorang peneliti khususnya peneliti pemula antra lain :
* Berada dalam jangkauan
* Tersedia bahan yang cukup
* Cukup penting untuk diselidiki
* Menarik untuk diselidiki (actual)

Bidang atau topik penelitian khususnya pada ilmu-ilmu sosial yang dipergunakan dalam penelitian kualitatif misalnya :
a.    Bidang Sumber Daya Manusia (misalnya; kinerja karyawan, pemberdayaan/empowering masyarakat kawasan obyek wisata, sistem penggajian, kinerja karyawan, dll)
b.    Bidang Pariwisata (misalnya perilaku wisatawan, preferensi/motivasi wisatawan, kepuasan pelanggan, dampak ekonomi dan sosial keberadaan obyek wisata dll)
c.    Bidang Sosial dan Kebudayaan (misalnya adat istiadat, upacara adat, kearifan lokal dll)
d.   Bidang Manajemen (misalnya; kepemimpinan/leadership,pengelolaan organisasi, perilaku organisasi, sistem informasi manajemen dll)

Beberapa contoh judul penelitian kualitatif
1.      Model pengelolaan obyek wisata pantai di Kabupaten Gunung Kidul Daerah Istimewa Yogyakarta
2.      Makna Desa wisata bagi masyarakat Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta
3.      Studi tentang dampak sosial dan ekonomi kebedaaan Obyek Wisata pantai Kuwaru Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta
4.      Manajemen PT LION Air dalam upaya meningkatkan pelayanan bagi para penumpang
5.      Makna Upacara adat bagi masyarakat Desa Sukarmaju Kabupaten Ciamis Jawa barat
6.      Strategi pengembangan obyek wisata untuk meningkatkan kunjungan wisatawan
7.      Strategi PT GIA dalam membangun iklim kerja yang konduksif
8.      Pengembangan obyek wisata berbasis lingkungan
9.      Studi tentang permintaan (Demand) wisatawan terhadap jenis obyek wisata dan jenis akomodasi
10.  Faktor yang mempengaruhi keputusan wisatwan dalam memilih moda transportasi udara

Sedangkan abstraksi sebuah hasil penelitian mengandung muatan tentang, permasalahan, obyek dan subyek penelitian, jenis penelitian, metode, ranguman hasil penelitian dan rekomendaasi hasil penelitian. Dengankata lain sebauah abstraksi yaitu mendeskripsi secara ringkas dari berbagai tindakan dan hasil penelitian serta arah/tindak lanjut dari sebuah penelitian.

C.     Bagian Isi Penelitian

Pada bagian isi sebuah penelitian mencakup beberapa hal yaitu : Pendahuluan, Kerangka Teoritis & Hipotesis, Metodologi, Hasil dan Pembahasan, Kesimpulan dan Rekomendasi hasil Penelitian.

1.      Latar Belakang Masalah
Latar belakang bukan mengupas tentang motivasi atau tujuan sebuah penelitian dilakukan, tetapi lebih pada apa yang melatar belakang sebuah masalah penelitian perlu dipecahkan. Oleh sebab itu dalam sebuah ranncangan latar belakang biasanya mencakup beberapa langkah yang disebut dengan 5 W + 1 H (What, Why,Who, Where, When, dan How).

What (apa) berarti menunjuk kepada apa yang akan dipersoalkan dalam sebuah riset itu, atau masalah apa yang diangkat dalam sebuah penelitian. Why (mengapa) artinya bahwa mengapa problematik atau permasalahan itu perlu diangkat dalam sebuah penelitian. Tingkat urgensi dan kompetensi sebuah rumusan masalah perlu diangkat dalam sebuah penelitian biasanya memiliki sebab-sebab tertentu yang mendorong seorang peneliti untuk memecahkannya. Who (siapa) berarti bahwa siapa yang akan menjadi subyek penelitian dan siapa yang akan dijadikan obyek penelitian, alasan-alasan orang melakukan penelitian dibidang tertentu biasanya tidak saja alasan subyektif (kepentingan pribadi) melainkan sebuah anjuran atau permintaan dari pihak lain. Where (dimana) berarti menunjuk sebuah lokasi dimana penelitian itu akan dilakukan. Alasan-alasan subyektif maupun obyektif perlu dikemukakan dalam penentuan lokasi penelitian, hal ini dimaksudkan untuk menunjukkan intensitas sebuah penelitian dilakukan dalam obyek tersebut. When (kapan) menunjuk tentang waktu penelitian akan dilakukan, biasanya dikaitkan dengan waktu/saat-saat tertentu ada kejadian yan menarik untuk diteliti. Tahap terakhir yaitu How (bagaimana), ini berarti persoalan-persoalan teknis apa yang direncanakan akan dilakukan.Terkait dengan persoalan-persoalan administrasi atau syarat untuk pelaksanaan penelitian , metode yang akan dilakukan, penentuan populasi dan sampel, alat analisis atau alat pengujian hipotesisi.
2.      Rumusan dan Batasan Masalah
Kegiatan penelitian pada dasarnya merupakan sebuah proses yang terdiri dari dua tahapan yaitu : menemukan masalah dan memecahkan masalah, namun demikian menemukan masalah jauh lebih esensial daripada pemecahan masalah. Artinya bahwa penemuan masalah penelitian ini lebih pokok karena mencakup beberapa tahapan; identifikasi bidang masalah, penentuan atau pemilihan pokok masalah dan rumusan atau formulasi masalah. Penentuan masalah penelitian merupakan tugas pokok dari seorang peneliti, karena penentuan masalah penelitian akan menentukan strategi pemecahan masalah penelitian.
Masalah yaitu penyimpangan (gap) atau sesuatu yang tidak semestinya terjadi tetapi terjadi, sehingga perlu dipecahkan atau dicari yang sebenarnya. Pada umumnya sebuah rumusan masalah penelitian dinyatakan dalam bentuk pertanyaan (kalimat pertanyaan).
Merumuskan sebuah masalah penelitian sama halnya dengan penentuan tujuan studi artinya, peneliti menentukan sebuah keinginan untuk mengetahui atau menguji sebuah studi mana yang akan dijawab olehnya. Persoalan awal dan paling rawan yang dihadapi oleh peneliti pemula yaitu ; (a). bagaimana merumuskan sebuah masalah penelitian , (b) bagaimana mempersempit masalah tersebut sehingga menjadi masalah yang potensial untuk diteliti. Sebuah rumusan masalah penelitian pada dasarnya merupakan sebuah keadaan yang membutuhkan solusi (pemecahan). Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan masalah penelitian antara lain :
a.    Merupakan bidang masalah atau topik yang menarik
b.    Signifikansi secara teoritis atau praktis
c.    Dapat diuji melalui pengumpulan dan analisis data
d.   Sesuai dengan waktu dan biaya yang tersedia


Sumber masalah
Rumusan masalah pada penelitian kualitatif pada umumnya bersumber dari sebuah teori yang dikenal dengan Grounded Theory (teori dari bawah) atau teori yang diperoleh secara induktif. Grounded Theory melahirkan sebuah fokus yang selanjutnya bisa diidentifikasi dari beberapa masalah penelitian.

Beberapa contoh fokus yang dapat melahirkan sebuah masalah penelitian misalnya :
1.    Informasi tentang obyek wisata
2.    Ketidak-puasan tamu atas pelayanan perusahaan
3.    Keterlambatan penerbangan
4.    Upacara adat

Pada jenis penelitian kualitatif umumnya sebuah rumusan masalah berupa pertanyaan-pertanyaan dan tidak dimaksudkan untuk menguji sebuah hipotesis.,

Berkaitan dengan beberapa contoh fokus di atas dapat dirumuskan beberapa contoh  rumusan masalah penelitian sebagai berikut :
1.    Bagaimana tindakan wisatawan asing  mengatasi kesulitan dalam mengakses informasi tentang obyek wisata yang akan dikunjungi ?
2.    Apa yang terjadi jika serombongan wisatawan mengeluh karena tidak puas atas pelayanan akomodasi dan transnportasi sedangkan pihak Biro Perjalanan  tidak mempercayai ?
3.    Apakah ada kaitan antara kondisi pesawat dengan keterlambatan keberangkatan ?
4.    Apakah upacara adat daur hidup orang Jawa dapat dijadikan obyek wisata yang layak untuk dikomersilkan ?   

Untuk memperjelas persoalan rumusan maslah dalam penelitian kualitatif berikut ini disajikan beberapa contoh masalah penelitian kualitatif berkaitan dengan jenis penelitian yang akan dipilih.

1.    Bagaimana iklim kerja karyawan Dinas Pariwisata Pemda. Kalimatan Timur Dapat menunjang pengembangan sektor pariwisata di daerah tersebut ? (deskriptif)
2.    Bagaimana pola pengawasan dan pengendalian anggaran pada masing-masing obyek wisata yang berada di Kabupaten Sleman (assosiatif)
3.    Upaya apa sajakah yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Kulon Progo dalam menyambut pembangunan Bandara Internasional untuk DIY ? (deskriptif)
4.    Apakah terjadi perbedaan pengelolaan yang dilakukan oleh Pemda. terhadap  obyek wisata pantai dan obyek wisata alam yang berada di Kabupaten Buleleng Propinsi Bali ? (komparatif)

Langkah-langkah Perumusan Masalah
Berkiut ini dikemukakan tentang langkah-langkah perumusan masalah sebagai berikut :
1.    Tentukan fokus
2.    Cari berbagai kemungkinan faktor yang ada kaitannya dengan fokus tersebut yang disebut subfokus
3.    Dari antara faktor-faktor yang terkait adakan pengkajian mana yang sangat menarik untuk ditelaah, kemudian tetapkan mana yang dipilih.
4.    Kaitkan secara logis faktor-faktor subfokus yang dipilih dengan fokus penelitian
Bentuk Rumusan Masalah
Berdasar pada tingkat eksplanatif (Level of explanation) suatu gejala rumusan masalah penelitian kualitatif dapat terdiri dari : (Sugiyono : 2009 : 209)
1.    Rumusan masalah deskriptif yaitu rumusan masalah yang memandu peneliti untuk mengeksplorasi dan atau memotret situasi sosial yang akan diteliti secara menyeluruh, luas dan mendalam.
2.    Rumusan masalah komparatif yaitu rumusan masalah yang memandu peneliti untuk membandingkan antara konteks sosial atau domain satu dibandingkan dengan yang lain.
3.    Rumusan masalah assosiatif yaitu rumusan masalah yang memandu peneliti untuk mengkonstruksi hubungan antara situasi sosial satu dengan yang lainnya. Hubungan ini dapat bersifat simetris, kausal dan interaktif. Dikatakan hubungan simetris apabila hubungan suatu gejala munculnya bersamaan, dikatakan hubungan kausal apabila bersifat sebab akibat, dan dikatakan hubungan interaktif apabila saling mempengaruhi.

Sifat Rumusan Masalah
Dalam penelitian kualitatif rumusan masalah dan judul penelitian sifatnya masih sementara, artinya peneliti bisa saja lebih dulu menentukan masalah tetapi sangat mungkin masalah atau judul itu menjadi berubah setelah peneliti mengadakan observasi di lapangan. Perubahan rumusan masalah dan judul itu besifat total atau mungkin juga mengalami perkembangan atau pendalaman setelah peneliti masuk ke lapangan.

Beberapa Contoh Rumusan Masalah Penelitian
1.    Bagaimana peristiwa sosial ekonomi yang terjadi setelah pengeboman di Pulau Dewata ? (rumusan masalah deskriptif)
2.    Apakah terjadi perbedaan tingkat kesejahteraan masyarakat setelah wilayah tersebut ditetapkan sebagai desa wisata ? (rumusan masalah komparatif).
3.    Apakah ada hubungan sebab akibat antara perilaku sosial remaja dengan banyaknya wisatawan asing di suatu kawasan obyek wisata ? (rumusan masalah assosiatif)
4.    Bagaimana eksistensi masyarakat remaja  dengan ditetapkannya wilayah tersebut sebagai kawasan wisata belanja ? (rumusan masalah deskriptif).
5.    Apakan ada perbedaan sikap sosial para remaja sebelum dan sesudah terbentuknya desa wisata ? (rumusan masalah komparatif) 
6.    Bagaimana dampak pemanfaat teknologi telekomunikasi (handphone) bagi masyarakat Pantai di Gunung Kidul

Pada contoh permasalahan nomor 1; Ada kemungkinan masalah penelitian tersebut berubah setelah peneliti melakukan eksplorasi pada suatu kawasan yang paling banyak terimbas pengeboman. Ternyata peristiwa yang banyak terjadi justru perilaku wisatawan  dalam memilih tempat penginapan, maka ada kemungkinan permasalahan penelitian berubah menjadi: Bagaimana perilaku wisatawan dalam memilih sarana akomodasi ? atau faktor-faktor apa sajakah yang menjadi pertimbangan wisatawan mancanegara dalam memilih penginapan ?

3.      Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian harus merunut dari masalah yang dikemukakan. Sering terjadi kekeliruan bahwa tujuan penelitian sama halnya dengan tujuan penyusunan laporan penelitian. Untuk menghindari hal ini maka menjadi sebuah prinsip bahwa tujuan penelitian harus konsisten dengan masalah penelitian.

Dari rumusan masalah di atas maka dapat dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut :
1.    Untuk mengetahui bagaimana tindakan wisatawan asing  mengatasi kesulitan dalam mengakses informasi tentang obyek wisata yang akan dikunjungi
2.    Untuk mengetahui apa yang terjadi jika serombongan wisatawan mengeluh karena tidak puas atas pelayanan akomodasi dan transnportasi sedangkan pihak Biro Perjalanan  tidak mempercayai.
3.    Untuk mengetahui apakah ada kaitan antara kondisi pesawat dengan keterlambatan keberangkatan
4.    Untuk mengetahui apakah upacara adat daur hidup orang Jawa dapat dijadikan obyek wisata yang layak untuk dikomersilkan.   

Manfaat penelitian pada dasarnya memuat tentang kontribusi hasil penelitian yang dilakukan. Biasanya manfaat penelitian lebih dari satu tujuan. Misalnya sebuah penelitian bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan, bagi sponsor, bagi lembaga pendidikan, bagi organisasi dan mungkin juga bagi pribadi peneliti maupun obyek penelitian

4.      Penyusunan Teori Penelitian

Makna Teori
Dalam melakukan riset peneliti membutuhkan teori untuk dapat menjelaskan secara cermat mengenai gejala-gejala atau fenomena. Teori yang dimaksud yaitu :
1.    Merupakan sekumpulan dari ilmu yang telah diuji kebenarannya dan diterima oleh  umum.
2.    Teori  merupakan kumpulan dari konsep, definisi dan proposisi yang saling berhubungan
3.    Teori menjelaskan hubungan antar variabel atau antar konsep sehingga dapat menjelaskan fenomen-fenomen yang terjadi dilapangan  dapat diketahui secara jelas.
4.    Tujuan dari teori untuk menjelaskan fenomena

Jumlah teori yang harus dimiliki dalam penelitian kualitatif relative lebih banyak dibanding penelitian kuantitatif. Dalam penelitian kualitatif teori bersifat holistic dan akan semakin berkembang disesuaikan dengan fenomena yang terjadi di lapangan, sedangkan dalam penelitian kuantitatif teori sudah dipersiapkan sesuai dengan variabel penelitian kemudian diterapkan di lapangan.

Pemahaman akan pengetahuan yang luas, baik pengetahuan teoritis maupun pengetahuan yang terkait dengan konteks sosial di lapangan sangat penting dimiliki oleh peneliti kualitatif untuk pengembangan wawasan dan memperdalam teorisasi yang ada. Namun demikian sekalipun peneliti kualitatif sudah banyak memiliki teori dan pengetahuan fenomena di lapangan sifatnya masih sementara karena dalam penelitian kualitatif tetap harus berpegang pada grounded research, yaitu menemukan teori berdasarkan data yang diperoleh di lapangan atau sistuasi sosial yang ada.

Fungsi Teori
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa teori memiliki beberapa fungsi yaitu :
1.    Fungsi eksplanatif yaitu teori harus mampu menjelaskan hubungan peristiwa yang satu dengan peristiwa yang lain. Misalnya peristiwa Upacara adat di Bali dengan peristiwa lonjakan penumpang pesawat dari Jakarta menjuju Bali.
2.    Fungsi prediktif yaitu teori dapat meramal atau memprediksi, Misalnya jumlah wisatawan akan semakin banyak apabila pelayanan obyek ditingkatkan. Dari teori ini dapat dijelaskan bahwa peningkatan pelayanan yang dilakukan dalam sebuah obyek wisata akan dapat memprediksi jumlah wisatawan
3.    Fungsi control yaitu teori dapat mengendalikan peristiwa supaya tidak mengarah pada hal-hal yang tidak diinginkan. Misalnya peristiwa Tingkat hunian kamar hotel dengan peristiwa besarnya Diskon yang dapat memicu tingkat  hunian kamar disebabkan karena krisis ekonomi.  Jadi dalam hal ini krisis ekonomi dapat dikontrol/dikendalikan dengan besarnya diskon

Teori merupakan suatu kumpulan konstruk (construct) atau konsep (concepts), definisi (definitions), dan proposisi (proposition) yang menggambarkan fenomena secara sistematis melalui hubungan antar variabel dengan tujuan untuk menjelaskan (memprediksi) fenomena alam (Kerlinger, 1986, Foundations of Behavioral Research New York USA: 9).

Dari uraian di atas dapat disimpulan bahwa fungsi dari sebuah teorisasi yaitu untuk menjelaskan dan meramal perilaku, menemukan teori lainnya, digunakan untuk aplikasi praktis, memberikan perspektif bagi usaha penjaringan data, membimbing dan menyajikan gaya penelitian.

Perihal Grounded Theory
Pada jenis penelitian kualitatif yang bertujuan untuk menyusun sebuah teori, memandang kerangka teori sebagai hasil proses induktif dari pengamatan terhadap fakta (pengumpulan informasi), sehingga melahirkan sebuah kerangka teori baru.

Grounded Theory. teori yang grounded yaitu teori yang diperoleh secara induktif dari penelitian tentang fenomena yang dijelaskannya. Karenanya teori ini ditemukan, disusun, dan dibuktikan untuk sementara melalui pengumpulan data yang sistematis dan analisis data yang berkenaan dengan fenomena itu. Dengan demikian pengumpulan data, analisis dan teori saling terkait dalam hubungan timbal balik. Artinya bahwa konsep grounded theory tidak memulai penyelidikan dengan suatu teori tertentu lalu membuktikannya. Oleh sebab itu sebuah teori dibedakan menjadi dua yaitu teori Substantif dan teori Formal. Teori substantif disusun untuk keperluan empiris (keadaan/bukti di lapangan), sedangkan teori formal untuk keperluan pengembangan secara konseptual. Dalam menyusun sebuah teori penelitian kualitatif lebih dulu didasarkan teori substantif untuk memberikan gambaran riil terhadap apa yang terjadi di lapangan, mencari hubungan-hubungan yang logis, merumuskan hipotesis kerja. Selanjutnya barulah disusun teori formal.

Sumber teorisasi substansi yaitu : pengalaman profesi, pengalaman pribadi, dan proses, analisis, sedangkan sumber teorisasi formal biasanya dari berbagai literatur
Karena penelitian kualitatif berakar dari data, maka pengertian teorinya tidak lari daripada menjelaskan proposisi atau seperangkat proposisi yang berkaitan dengan fenomen alamiah.

Pengalaman profesi, dapat dijadikan sebagai sumber kepekaan teorisasi dalam penelitian kualitatif, misalnya pengalaman, seorang Polisi, Dokter, Advokat, Pemandu wisata, General manger Hotel dll adalah sebuah profesi yang bisa dijadikan landasan dalam memperkuat proposisi berdasarkan pengalaman-pengalaman selama dia memangku profesi

Pengalaman pribadi, seperti halnya pada pengalaman profesi, pengalaman pribadi (pelaku peristiwa) merupakan betuk aktual yang bisa dijadikan dasar untuk merumuskan teori penelitian kualitatif

Proses analisis, hal ini terjadi saat peneliti melakukan analisis data atau fenomena yang dighadapi. Dalam penelitian kualitatif kebanyakan data tidak berupa angka tetapi berupa kata-kata atau pernyataan, pendapat dan lain-lain. Sekumpulan pernyataan atau pendapat dari responden dipadukan pengamatan langsung, maupun wawancara oleh peneliti saat berada di lapangan menimbulkan wawasan baru yang bisa dijadikan landasan teori.

Literatur, yang terdiri dari literatur teknis dan non teknis. Literatur teknis mencakup tentang kajian penelitian, karya tulis professional, makalah ilmiah, sedangkan literatur non teknis mencakup; biografi, buku harian, dokumen, naskah, cacatan, katalog.

Dalam penelitian kuantitatif jumlah teori yang diperlukan disesuaikan dengan variabel yang ada dalam sebuah masalah penelitian, sedangkan dalam penelitian kualitatif teori bersifat holistik (menyeluruh) sesuai dengan perkembangan fenomena yang terjadi di lapangan. Dalam penelitian kuantitatif teori telah ditentukan dulu karena dipakai sebagai dasar perumusan hipotesis, sedangkan dalam penelitian kualitatif teori ditemukan setelah terjadi pengamatan di lapangan. Sifat penelitian kuantitatif menguji teori sedangkan penelitian kualitatif menemukan teori.





5.    Metodologi Penelitian Kualitatif

Sumber dan Jenis Data
Menurut Lofland (1984 : 47) sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah berupa kata-kata dan  tindakan, sumber data tertulis, foto dan statistik.

Kata-kata dan tidakan terhadap manusia yang diamati sebagai sampel atau responden dalam sebuah penelitian merupakan sumber utama. Pengamatan, pencatatan terhadap hasil wawancara atau peranserta peneliti yang terlibat langsung melalui kegiatan melihat, mendengar dan menanyakan berbagai hal yang berkaitan dengan tujuan penelitian kemudian diagendakan dalam bentuk tulisan (pencatatan, pengambilan gambaran, rekaman pembicaraan dll).

Sumber data tertulis, memberikan dukungan yang amat besar terhadap data-data yang telah diperoleh melalui kata-kata dan tindakan. Sumber data tertulis dapat berupa; buku, majalah ilmiah, arsip, dokumen pribadi dan dokumen resmi

Gambar/foto-foto, merupakan sumber data pendukung yang asli/orisinil terhdap berbagai kenyataan yang ada pad diri responden. Foto-foto atau film bisa disiapkan sendiri oleh peneliti maupun yang sduah tersedia di lapangan (obyek penelitian)

Data statistik, sumbker data ini umumnya sudah tersedia dalam bentuk kumpulan data (database) yang tersusun secara tersetruktur yang mencerminkan secara historis keadaan yang terjadi di lapangan penelitian. Mempelajari statistik dapat membantu peneliti memahami persepsi subyeknya. Misalnya pembukaan kawasan obyek wisata baru dapat mencerminkan perkembangan jumlah wisatawan, perkembangan jumah tenaga kerja yang terlibat dalam sektor pariwisata (guide, pedagang souvenir dll)

Teknik dan  Instrumen Penelitian

a.    Manusia Sebagai Instrumen Penelitian
Kharakteristik lain yang ada pada penelitian kualitatif yaitu peneliti merupakan tokoh utama yang mengatur segala skenario tentang data penelitian, oleh sebab itu sering disebut manusia sebagai instrument. Peneliti tidak sekedar melakukan pengamatan tetapi benar-benar terjun kedalam kehidupan responden, berperilaku sebagai responden dan tahu persis tentang seluk beluk responden. Seorang polisi yang ingin menangkap pencuri, ia bertindak seakan-akan sebagai kehidupan dan lingkungan pergaulan pencuri.

Manusia sebagai subyek dalam sebuah penelitian kualaitatif tidak mudah dilakukan. Misalnya penelitian tentang perilaku wisatawan Eropa, maka seorang peneliti harus benar-benar menciptakan dirinya sebagai wisatawan Eropa dari cara bergaulnya, perilaku konsumsinya, kebudayaannya, cirri-ciri fisiknya dll. Kenyataan seperti ini tidak mudah karena penelinti harus benar-benar mengorbankan mental, perasaan sosial bahkan kebudyaan yang selama ini ia miliki. Melalaui perilaku seperti ini tidak jarang peneliti mengalami kejutan budaya (cultural shock).

Dalam kaitannya menusia sebagai sumber data utama Nasution menyebutkan bahwa “ Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada menjadikan manusia sebagai instrument penelitian utama. Alasannya ialah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah focus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya 

Beberapa ciri umum manusia sebagai instrument

Ciri umum manusia sebagai instrumen mencakup :
1.    Responsif artinya peneliti harus tanggap (reponsif) terhadap lingkungan dan terhadap pribadi-pribai yang menciptakan lingkungan (kawasan penelitian)
2.    Dapat menyesuaikan diri artinya peneliti harus bisa menyesuaikan diri pada keadaan dan situasi pengumpulan data.
3.    Menekankan kebutuhan, artinya manusia sebagai peneliti secara totalitas masuk kedalam kehidupan responden secara riel, oleh sebab itu setiap aktivitas yang dilakukan oleh subyeknya dianut secara utuh oleh peneliti.
4.    Mendasarkan diri atas perluasan pengetahuan, artinya peneliti sebelum terjun kelapangan benar-benar mempersiapkan diri berdasarkan pengetahuan yang dimiliki baik pengetahuan teoritis maupun pengalaman praktisnya. Kemampuan pengetahuan yang dimiliki oleh peneliti secara praktis akan sangat membantu dan memperkaya data yang diperlukan dalam sebuah penelitian.
5.    Memproses dan secepatnya, artinya peneliti segera untuk merumuskan kembali berbagai rumusan hipotesis (dugaan-dugaan) yang sifatnya sementara sesuai dengan data yang diperolehnya dan bila perlu untuk memperdalam perolehan data kembali apabila terjadi ketidak sesuaian.

Peneliti kualitatif hendaknya harus paham bahwa kualitas penelitian kualitatif dipengaruhi oleh dua hal yaitu ; kualitas instrumen penelitian dan kualitas pengumpulan data. Perlu diingat bahwa dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrumen penelitian adalah peneliti itu sendiri sehingga peneliti sendiri perlu diukur seberapa besar tingkat validitasnya artinya, seberapa banyak peneliti terjun ke lapangan, seberapa sering peneliti berhubungan/berkomunikasi dengan partisipan (sumber data di lapangan), seberapa besar pengetahuan peneliti memahami tentang fenomena dan konteks sosial yang terjadi di lapangan.

Terdapat 3 (tiga) cara atau teknik bagaimana data dikumpulkan oleh peneliti; yaitu melalui berbagai setting, melalui berbagai sumber dan melalui berbagai cara.

Bila dilihat dari settingnya data dapat dikumpulkan pada setting alamiah (natural setting), misalnya mengumpulkan beberapa orang dalam bentuk focus group untuk dimintai keterangan, pada laboratorium dengan metode eksperimen, di rumah dengan beberapa responden, pada seminar, diskusi dll.
Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer (sumber data yang lamngsug memberikan data kepada pengumpul data), dan sumber sekunder (yaitu sumber yang tidak langsung memberikan kepada pengumpul data misalnya lewat orang lain atau dokumen dll).

Selanjutnya bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan observasi, interview, kuestioner, dokumentasi dan gabungan keempatnya.

1.    Pengamatan
Beberapa alasan mengapa pengamatan dilakukan
a.    memperoleh pengalaman langsung
b.    peneliti dapat melihat kenyataan sendiri dan dapat melakukan pencatatan secara langsung
c.    peneliti dapat mengkroscek data yang dihasilkan dari instrumen lain
d.   dapat mengatasi apabila terjadi kesulitan komunikasi dengan responden

Derajat peranan pengamatan :
a.    Berperan secara lengkap artinya pengamat langsung menjadi anggota kelompok subyek penelitian
b.    Pemeranserta sebagai pengamat artinya pengamat hanya sebagai anggota pura-pura saja dalam melakukan pengamatan
c.    Pengamatan penuh artinya pengamat dapat melakukan pengamatan dibalik layar sehingga subyek yang diamati tidak tahu kalau sedang diamati.

Pengamatan dan pencatatan data
Berbagai hal yang dilakukan pada saat pengamatan :
a.    Membuat catatan lapangan, hal ini dilakukan setelah sesaat pengamatan berlangsung
b.    Membuat buku harian lapangan catatan pengamatan dalam setiap hari kegiatan
c.    Catatan tentang satuan-satuan tematis, catatan tentang hal-hal atau tema-tema khusus yang terjadi dilapangan
d.   Peta konsteks/road map, menggambarkan peta, sketsa (layout) keadaan lapangan
e.    Jadwal tentang waktu pelaksanaan wawancara, dimana, kapan dengan siapa dll.

2.    Wawancara
Yaitu percakapan antara dua belah pihak yaitu interviewer (yang mewawancari) dan interviewee yang diwawancarai. Pencarian data melalui metode wawancara dapat dilakukan secara informal (tidak berdasar pedoman tertentu) maupun dilakukan secara formal (melalui garis-garis besar yang sudah disusun sebelumnya). Dalam pelaksanaan wawancara bisa dilakukan oleh tim (dua atau lebih pewawancara terhadap satu orang yang diwawancarai).


Macam-macam wawancara :
a.    Wawancara pembicaraan formal, yaitu wawancara dimana pewawancara mengajukan pertanyaan secara spontanitas sehingga terkesan yang diwawancarai tidak tahu kalau sedang diwawancarai
b.    Wawancara dengan petunjuk umum wawancara, yaitu pewawancara sudah menyiapkan seperangkat pertanyaan tetapi tidak harus dilakukan secara urut.
c.    Wawancara baku terbuka yaitu pewawancara menyiapkan beberapa pertanyaan baku dan penyampaiannya harus secara urut.
d.   Wawancara terstruktur dan tidak terstruktur yaitu wawancara yang dilakukan kepada orang-orang penting (terstruktur), biasanya pokok-pokok pertanyaan sudah disampaikan lebih dahulu kepada orang yang diwawancarai.

Bentuk-bentuk pertanyaan dalam wawancara :
a.    Pertanyaan berkaitan dengan pengalaman
b.    Pertanyaan berkaitan dengan pendapat atau nilai
c.    Pertanyaan berkaitan dengan perasaan
d.   Pertanyaan berkaitan dengan pengetahuan

Menurut Guba dan Lincoln bentuk-bentuk pertanyaan dapat pula berupa :
a.    Pertanyaan hipotesis (bagaimana bila ……..)
b.    Pertanyaan yang menantang responden dalam hal ini biasanya pewawancara memberikan terlebih dahulu hipotesis alternative, misalnya “Jika keamanan tidak terjamin maka bagaimana wisatawan mau berkunjung” Bagaimana respons saudara
c.    Pertanyaan interpretatif yaitu sifatnya menyarankan responden agar memberikan interpretasinya (Jika ingin banyak wisatawan datang maka kita harus bersatu)
d.   Pertanyaan tentang alasan (mengapa saudara ikut melestarikan budaya……)

3.    Catatan lapangan
Catatan lapangan biasanya disusun di rumah (ditempat lain) setelah pengamatan lapangan dilakukan, karena catatan lapangan.

Isi Catatan Lapangan
Setiap cacatan lapangan pada dasarnya berisi dua bagian yaitu :

a.    Bagian Deskriptif, yaitu bagian terpanjang yang berisi semua peristiwa dan pengalaman yang didengar, yang dilihat seobyektif mungkin. Bagian-bagian yang ada dalam deskripsi yaitu :
- gambaran diri subyek ; ciri fisik, penampilan, cara bertindak, gaya bahasa dll)
- rekonstruksi dialog ; sketsa tentang lingkungan (lapangan penelitian)
- catatan tentang peristiwa khusus yang terjadi pada saat berkomunikasi dengan subyek
- perilaku pengamatan; gambaran mengenai reaksi fisik, perasaan, tindakan dll.

b.    Bagian Reflektif, yaitu tanggapan-tanggapan yang diberikan oleh peneliti atas dasar pengamatan deskriftif. Dalam bagian refleksi biasanya mencakup refleksi analisis, refleksi metode, refleksi mengenai dilemma etik dan konflik, refleksi kerangka berpikir peneliti.

4.    Penggunaan Dokumen
Dokumen tidak sama dengan record, namun demikian pemanfaatannya biasanya  secara bersamaan. Dokumen yaitu bahan tertulis ataupun film yang sudah dipersiapkan sebelumnya oleh subyek, sedangkan record yaitu bahan yang diminta oleh peneliti dan tidak dipersiapkan lebih dahulu oleh subyek.

Manfaat dokumen dan record yaitu :
a.    Merupakan sumber yang stabil, kaya dan mendorong
b.    Merupakan alat bukti autentik
c.    Sesuai keadaan alamiah yang terjadi di lapangan

Sifat dokumen mencakup :
a.    Dokumen pribadi yaitu catatan pribadi tentang tindakan, pengalaman, kepercayaannya dll. Dokumen ini mencakup ;buku harian, surat pribadi, otobiografi
b.    Dokumen resmi yaitu misalnya surat keluar, surat masuk, pengumuman, memo, peraturan kerja, tata tertib dll.

5.    Triangulasi Data
Triangulasi maksudnya yaitu penggabungan data dari sebuah sumber data yang sama tetapi dengan berbagai teknik dalam memperoleh data tersebut, atau berbagai sumber data yang digali darinsatu instrumen data.

Dari uraian  uraian diatas maka triangulasi data dapat dilakukan melalui dua pendekatan yaitu :
1.    Pendekatan sumber data, misalnya data tentang sikap masyarakat terhadap banjirnya wisatawan asing yang datang ke lokasi wisata. Perolehan data dapat dilakukan melalui observasi partisipatif pada masayrakat yang berada di sekitar obyek wisata, bisa juga dilakukan dengan wawancara yang mendalam pada masyarakat tersebut, atau dengan jalan menggali data-data dokumentasi tentang pandangan masyarakat terhadap banyaknya wisatawan yang dating ke obyek wisata tersebut. Jadi berdasarkan pendekatan ini yaitu satu sumber data digali melalui dua atau lebih teknik pengumpulan data.








Sumber data sama
 

 









2.    Pendekatan teknik pengumpulan data yaitu dengan teknik yang sama tetapi untuk dua atau lebih sumber data.







Wawancara
mendalam

 

 








Teknik Analisis Data

Pengertian
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain, sehingga dapat dengan mudah dipahami, dan temuanya dapat diinformasikan kepada orang lain. (Bogdan : 1982) 

Dari uraian di atas dijelaskan lebih lanjut bahwa analisis data kualitatif yaitu : proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara , catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, mejabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan mana yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain. (Sugiyono : 2009)

Dalam penelitian kuantitatif analisis data arahnya lebih sederhana, karena analisis jenis penelitian ini arahnya cukup jelas yaitu menjawab masalah dan hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya. Alat bantu statistis dalam analisis jenis penelitian ini menjadi cirikhas.

Berbeda halnya dengan penelitian kualitatif. Dalam penelitian ini analisis data bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan menjadi hipotesis. Berdasarkan hipotesis yang dirumuskan berdasarkan data tersebut, selanjutnya dicari data lagi secara berulang-ulang sehingga selanjutnya dapat disimpulkan apakah hipotesis tersebut diterima atau ditolak berdasarkan data yang terkumpul. Bila berdasarkan data yang dapat dikumpulkan secara berulang-ulang dengan teknik triangulasi, ternyata hipotesis diterima, maka hipotesis tersebut berkembang menjadi teori.

Dalam penelitian kualitatif analisis data belum memiliki pola yang jelas karena :
a.       Data cukup bervariasi dan sifatnya sangat labil. Artinya sumber data cukup banyak sehingga melahirkan suatu data yang bermacam-macam.
b.      Pencarian data berlangsung terus menerus, hal ini memungkinkan terjadi perubahan dari waktu ke waktu

Oleh sebab itu penelitian kualitatif ini memang jauh lebih sulit daripada penelitian kuantitatif “Qualitative research is much more difficult to do well than quatitative research because the data collected are usually subjective and the main measurement tool for colleting data is the investigator himself” (Borg and Gall : 1988)

Proses Analisis Data
Proses analisis data dalam penelitian kualitatif mencakup :
1.    Analisis Sebelum Di Lapangan, analisis ini didasarkan pada hasil studi pendahuluan (eksplorasi) atau berdasarkan data sekunder (data yang diperoleh bukan dari sumber aslinya), biasanya analisis ini dilakukan untuk merumuskan fokus penelitian, namun demikian perlu diketahui bahwa fokus tersebut sifatnya sementara, sehingga memungkinkan untuk diubah apabila sesuatu yang diinginkan tidak ditemukan di lapangan.

Misalnya  penelitian ingin mengetahui perilaku atau karakteristik penduduk miskin di sebuah kawasan desa wisata, ternyata setelah peneliti  terjun kelapangan tidak ditemukan penduduk miskin, yang ditemukan justru penduduk kaya raya. Dalam penelitian kuantitatif maka peneliti akan membatalkan niatnya untuk meneliti, tetapi dalam penelitian kualitatif bisa diteruskan dengan mengambil fokus bukan masyarakat miskin tetapi masyarakat kaya.   

2.    Analisis Data Di Lapangan, analisis ini dilakukan melalui berbagai proses yaitu pada saat data dikumpulkan, setelah selesai pengumpulan pada waktu/periode tertentu. Misalnya saat peneliti melakukan wawancara dengan sumber data, setelah analisis dilakukan  jawaban yang diberikan tidak memuaskan maka peneliti menindaklanjuti dengan berbagai pertanyaan lain sampai tahap tertentu atau mengkroscek dengan sumber data lain.

Menurut Model Miles and Huberman aktivitas analisis data penelitian kualitatif mencakup langkah-langkah sebagai berikut : data reduction, data display dan conclusion drawing/verification.

a.    Data reduction (Reduksi data)
Mereduksi data artinya yaitu merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting. Data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pencarian data tambahan bila diperlukan. Dengan demikian tujuan dari reduksi data yaitu untuk mendapatkan data-data yang diperlukan saja sebagai fokus penelitian ataupun sebagai bagian dari data yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian.

Melalui proses reduksi data peneliti akan memperoleh gambaran secara deskriptif  yang semakin jelas tentang hasil penelitian yang akan didapatkan.

Berikut disajikan proses reduksi data penelitian sebagai contoh :


 





                                                              
Rounded Rectangle: cdfghiabemqjoprsRounded Rectangle: ABECDGHRLMQRounded Rectangle: 231487596                                                    REDUKSI DATA



Rounded Rectangle: 23481220
 


                                                

                                                                               
                                                                                DISPLAY DATA


Rounded Rectangle: 123456789
 

















Rounded Rectangle:                            CONCLUTION/VERIFICATION
Memilih yang penting, membuat kategori (angka, huruf besar, huruf kecil)
 












Misalnya dalam bidang pariwisata seorang peneliti mereduksi data karena terfokus pada aspek perilaku wisatawan asing dalam hal membelanjakan uangnya untuk pembelian souvenir, memilih tempat menginap, memilih restoran, memilih alat transportasi, dsbnya.

Dalam pengembangan obyek wisata seorang penelitian akan mereduksi data dan akan menfokuskan dalam hal fasilitas fisik, dan penataan sumber daya manusia saja, dll.  

b.    Data Display (penyajian data)
Dalam penelitian kuantitatif penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk grafik, tabel dll, namun dalam penelitian kualitatif dikenal sebagai display data yaitu menyusun sebuah data berdasarkan kategori yang telah ditentukan sehingga mempermudah dalam melakukan analisis selanjutnya. Miles dan Huberman menyatakan bahwa “ the most frequent from of display data for qualitative research data in the past has been narrative text”. Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Namun demikian untuk memudahkan peneliti memahami secara utuh tentang data yang sudah ada dan kekuarangan data apa yang perlu dicari kembali, sekaligus melakukan analisis dari data yang sudah didapat, maka display data dapat dibantu dengan grafik, matrik dll.

c.    Conclusion Drawing/Verification
Penyajian data yang dilakukan oleh peneliti baik dalam bentuk naratif maupun dibantu metrik dan grafik belum tentu sepenuhnya merupakan sebuah konklusi/kesimpulan akhir sebuah penelitian, untuk menolak atau menerima hipotesis yang telah dirumuskan. Oleh sebab itu display data masih bersifat hipotetik. Untuk memastikan apakah data-data yang telah didisplay akan dijadikan sebuah konklusi penelitian, maka perlu adanya verification/verifikasi, yaitu mengulang kembali ke lapangan apakah data-data yang telah ditemukan tersebut masih relevan. Kita perlu mengingat kembali bahwa penelitian kualitatif berpijak pada situasi sosial, dimana situasi sosial ini sifatnya sangat dinamis (mudah beruba).

Jika data-data yang telah ditemukan beberapa waktu tidak berubah sampai peninjaun lapangan berikutnya artinya data tersebut masih relevan maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang telah dirumuskan masih relevan didukung dengan data-data terdahulu sehingga dapat dikatakan bahwa hipotesis tersebut terbukti dan selanjutnya akan berkembang menjadi sebuah teori yang grounded.

Teori yang grounded yaitu teori yang ditemukan secara induktif, berdasarkan data-data yang ditemukan dilapangan, dan selanjutnya diuji melalui pengumpulan data secara terus menerus. Dengan demikian kesimpulan akhir penelitian kualitatif dapat diambil sebuah konklusi dan diharapkan konklusi ini berupa temuan yang baru, yang belum pernah ditemukan oleh pihak lain.  

Sistematika Proposal dan Laporan Penelitian Kualitatif

Sistematika Proposal

I           PENDAHULUAN
                        A. Latar Belakang
                        B. Fokus Penelitian
                        C. Rumusan Masalah
                        D. Tujuan Penelitian
                        E. Manfaat Penelitian

II         STUDI KEPUSTAKAAN
A.      ………………….........
B.       ……………………….
C.       ……………………….
D.    ……………………….

III        PROSEDUR PENELITIAN
A. Metode dan alas an menggunakan metode
B.  Tempat Penelitian
C.  Instrumen Penelitian
D. Sampel Sumber Data
E.  Teknik Pengumpulan data
F.   Teknik Analisis data
G. Rencana pengujian keabsahan data

IV        ORGANISASI DAN JADWAL PENELITIAN
A. Organisasi Penelitian
B.  Jadwal Penelitian

V                     BIAYA YANG DIPERLUKAN
      
Sistematika  Laporan Penelitian

BAB I            PENDAHULUAN
                                    A. Latar Belakang
                                    B. Fokus Penelitian
                                    C. Rumusan Masalah
                                    D. Tujuan Penelitian
                                    E. Manfaat Penelitian

BAB II                        STUDI KEPUSTAKAAN
A.                 …………………........
B.                  ………………………
C.                  ………………………
D.                 ………………………

BAB III          PROSEDUR PENELITIAN
A.  Metode dan alasan menggunakan metode
B.  Tempat Penelitian
C.  Instrumen Penelitian
D.  Sampel Sumber Data
E.   Teknik Pengumpulan data
F.   Teknik Analisis data
G.  Rencana pengujian keabsahan data

BAB IV          HASIL PENELITIAN
A.  Deskripsi Lokasi Penelitian
B.  Hasil Analisis dan Pembahasan

BAB V                        PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
BAB IV

PENELITIAN KUANTITATIF



A.      Berbagai perbedaan antara penelitian kualitatif dan kuantitatif

Secara substansial terdapat beberapa perbedaan antara pernelitian kuantitatif dan kualitatif sebagai berikut :
1.    Perbedaan paradigma kualitatif pendekatan induktif (Grounded Theory), sedangkan kuantitatif pendekatan deduktif. Paradigma atau aksioma yaitu asumsi-asumsi atau anggapan-anggapan dasar yang dipakai oleh peneliti.
2.    Perbedaan proses penelitian kualitatif melahirkan teori, kuantitatif menguji teori
3.    Perbedaan teori, penelitian kuantitatif menguji sebuah teori, sedangkan penelitian kualitatif menemukan teori
4.    Perbedaan metode pengumpulan data kualitaif dengan wawancara, kuantitatif dengan kuestioner
5.    Perbedaan teknik analisis kualitatif bersifat deskriptif, kuantitatif bersifat inferensial
6.    Perbedaan pada lahirnya hipotesis, kualitatif untuk merumuskan hipotesis kuantitatif menguji hipotesis
7.    Perbedaan tujuan, pada penelitian kualitatif menguji sebuah teori lebih penting sedangkan pada kuantitatif inferensi (penarikan kesimpulan lebih penting).
8.    Perbedaan generalisasi dan ekstrapolasi kualitatif menuntut ekstrapolasi artinya hasil penelitian melahirkan teori yang dapat diterapkan pada kasus lain kuantitatif menuntut generalisasi artinya hasil dari sampel bisa menggambarkan populasi.

Masalah penelitian jenis kuantitatif bentuk rumusan masalahnya bisa berupa kalimat tanya maupun berupa pernyataan, disamping perlu rumusan sebuah hipotesis penelitian.

B.       Masalah Penelitian Kuantitatif

Berbeda dengan penelitian kualitatif, pada penelitian kuantitatif sebuah masalah penelitian dapat dirumuskan melalui :
1.    Kalimat tanya (bentuk pertanyaan)
2.    Kalimat pernyataan (bentuk pernyataan)

Contoh masalah penelitian :
Apakah benar bahwa semakin tinggi tingkat kepuasan atas pelayanan perusahaan X maka semakin tinggi pula tingkat loyalitas pelanggan ?
       Rendahnya tingkat gaji karyawan merupakan faktor penyebab ke-tidak-puasan kerja.
       Untuk lebih spesifik rumusan masalah penelitian perlu dibatasi atau lebih ditegaskan kembali, sesuai dengan keinginan dan batas kemampuan penelitian. 

Sebuah masalah penelitian dilahirkan dari berbagai sumber seperti :
1.    Orang atau lembaga, seperti dosen, peneliti senior, ataupun lembaga penyandang dana/sponsor. Masalah-masalah yang dihadapi dalam dunia pendidikan atau ilmu pengetahuan memunculkan persoalan-persoalan baru yang membutuhkan pemecahan melalui sebuah kegiatan penelitian.
2.    Informasi dari berbagai media (cetak, elektronik) maupun berbagai literatur teknis bukan tidak mungkin mengundang sebuah permasalahan baru yang potensial untuk diteliti.

Mencermati adanya empat kemungkinan tipe masalah yaitu :
1.    Masalah-masalah yang muncul di sebuah organisasi yang membutuhkan solusi. Misalnya dalam sebuah organisasi terdapat penurunan kinerja karyawan yang tingkatnya sudah mengkawatirkan 
2.    Masalah yang timbul karena kebutuhan untuk perbaikan atau pembenahan
3.    Masalah atau fenomena-fenomena yang timbul karena persoalan-persoalan teoritis yang memerlukan penelitian untuk menjelaskan atau memprediksi fenomena yang akan terjadi
4.    Masalah yang memerlukan jawaban empiris 

Berdasar pada sebuah prosedur penelitian ilmiah, sebelum peneliti merumuskan sebuah masalah potensial dalam sebuah penelitian terlebih dahulu perlu mengidentifikasi sebuah topik penelitian. Identifikasi topik penelitian perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a.     Apakah ada permasalahan?
b.    Apakah masalah tersebut dapat dipecahkan melalui penelitian?
c.     Apakah masalah tersebut menarik untuk dipecahkan?
d.    Apakah masalah tersebut bermafaat untuk dipecahkan?

C.      Teorisasi/Kepustakaan

Rumusan teorisasi dalam penelitian kuantitatif lebih banyak mengandalkan berbagai sumber buku/teks yang sudah memaparkan berbagai teori keilmuan. Tidak lagi bekerja atas dasar data yang diperoleh untuk melahirkan sebuah konsep teori, tetapi lebih banyak menguji atau membuktikan sebuah teori berdasarkan sebuah data lapangan yang diperoleh peneliti.

Dari uraian tersebut dapat dijelaskan bahwa ada tiga hal pokok yang diungkap dalam definisi teori yaitu :
1.    Elemen teori terdiri atas konstruk, konsep, definisi dan proposisi
2.    Elemen teori memberikan gambaran sistematis mengenai fenomena melalui penentuan atas variabel
3.    Tujuan teori untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena yang terjadi.

Sebuah konsep atau kepustakaan hendaknya mengacu pada problematik dan tujuan penelitian. Hal ini dimaksudkan agar dalam perumusan sebuah kesimpulan sementara (hipotesis) tidak keliru. Sebuah konsep hendaknya juga relevan dengan definisi-definisi operasional yang terdapat dalam judul penelitian. Uraian ini memperjelas tentang pentingnya sebuah konsep yaitu :
1.      mempermudah dan memperjelas perumusan hipotesis
2.      mempermudah pembentukan variabel penelitian

Konsep
Konsep pada dasarnya sebuah obyek, kejadian atau atribut yang sifatnya masih sangat umum (abstraksi). Misalnya sebuah penelitian ingin menguji “Apakah kepuasan konsumen berhubungan secara positip dengan loyalitasnya”. Untuk merumuskan masalah penelitian yang mudah dimengerti (tidak ambiguitas) dan untuk merumuskan sebuah hipotesis yang bisa diuji maka perlu kejelasan terhadap beberapa istilah yang ingin diuji misalnya; apa yang dimaksud dengan kepuasan konsumen, apa yang dimaksud dengan hubungan positip dan apa yang dimaksud dengan loyalitas ?. Pertanyaan-pertanyaan tersebut berkaitan dengan konsep dan konstruk dalam sebuah penelitian.

Konstruk
Sebuah konsep yang abstraksinya lebih jelas karena adanya makna tambahan maka disebut sebuah konstruk. Misalnya kepuasan konsumen berarti mengabstraksi tentang perasaan psikologis seseorang atau sekelompok orang sebagai pembeli atau kelompok pembeli yang menikmati produk atau jasa tertentu. Dimensi seseorang atau sekelompok orang terhadap pelayanan, rasa, harga dll.  merupakan pencerminan dari sebuah konstruk tentang kepuasan konsumen.

Dengan demikian sebuah konstruk yang baik akan menemukan atau mencerminkan sebuah variabel penelitian. Atau bisa dijelaskan bahwa sebuah variabel penelitian yaitu konstruk yang diukur dengan berbagai macam nilai untuk memberikan gambaran yang lebih nyata terhadap sebuah atau beberapa fenomena dalam sebuah penelitian.

Definisi operasional
Sebuah konstruk yang diubah menjadi variabel yang memiliki kejelasan ukuran dan indikatornya disebut sebagai definisi operasional. Pernyataan tentang kepuasan konsumen terhadap atribut-atribut produk jasa misalnya; puas terhadap pelayanan yang diterima tercermin dari ketepatan waktu, ketepatan ukuran/pesanan, ketepatan penampilan (performance). Definisi operasional untuk sebuah loyalitas konsumen terbentuk dalam sebuah variabel merk misalnya; akan tercermin dari tingkat frekuensi pembelian, tingkat frekuensi merekomendasikan pada orang lain  

Sebuah kerangka teori  penelitian biasanya diambil dari beberapa sumber seperti :
1.      Kepustakaan atau sumber-sumber tertulis yang lain
2.      Sumber tidak tertulis
3.      Pendapat para ahli
4.      Hasil pengamatan
5.      Hasil penelitian orang lain
Peran sebuah kerangka teori amat penting dalam perumusan variabel maupun perumusan hipotesis yang akan diuji. Pada jenis penelitian kuantitatif pada dasarnya bertujuan untuk memverifikasi sebuah teori, maka meletakkan sebuah kerangka teori secara deduktif menjadi landasan dalam penemuan atau perumusan  maupun pemecahan masalah penelitian,   pengembangan dan pengujian hipotesis. Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa kerangkan teori menjadi alat untuk memperkuat pembuktian sebuah hipotesis penelitian, mempermudah rumusan variabel dan mempermudah instrumen data penelitian.

D.      Rumusan Hipotesis

Hipotesis berasal dari kata hypo (sementara, di bawah ) dan thesa (dugaan, kebenaran ). Kedua kata ini kemudian dirumuskan menjadi arti sebuah hipotesis yaitu dugaan yang bersifat sementara atau kesimpulan sementara, atau di bawah kebenaran. Dalam sebuah riset hipotesis dinyatakan dalam sebuah pernyataan (statement) yang mendukung atau tidak mendukung terhadap suatu hasil penelitian atau masalah yang telah dirumuskan. Sebuah hipotesis penelitian mengandung dua kemungkinan pembenaran, artinya sebuah hipotesis bisa menjadi thesa (sebuah kebenaran), atau bisa juga anti thesa tidak benar ( di bawah). Oleh sebab itu dalam sebuah riset dikenal adanya dua jenis hipotesis yaitu :

Hipotesis Kerja /hipotesis alternatif disingkat ( Ha ) yaitu hipotesis yang menyatakan adanya hubungan atau adanya perbedaan antara variabel terikat dengan variabel bebas.

1. Beberapa contoh rumusan hipotesis

Contoh rumusan hipotesis kerja :
-       Jika banyak minum susu maka badan menjadi gemuk
-       Ada perbedaan berat badan antara anak yang sering minum susu dengan anak yang tidak pernah minum susu.
-       Ada pengaruh minum susu dengan perkembangan berat badan
-       Pria lebih tinggi daripada wanita pada usia yang sama

Hipotesis Null/hipotesis nihil disebut juga hipotesis statistik disingkat (Ho), yaitu hipotesis yang menyatakan tidak ada hubungan, tidak adanya perbedaan, tidak adanya pengaruh antara variabel terikat dengan variabel bebas.

Contoh rumusan hipotesis nol :
-       Tidak ada hubungan antara minum susu dengan berat badan seseorang
-       Tidak ada perbedaan berat badan antara anak yang banyak minum susu dengan anak yang tidak pernah minum susu.
-       Tidak ada pengaruh banyaknya minum susu dengan berat badan seseorang.
-       Tinggi badan wanita dan pria sama (tidak berbeda) pada usia yang sama.

Berdasarkan pada jenis penelitian rumusan hipotesis dapat dibedakan menjadi :

Hipotesis Deskriptif, yaitu hipotesis yang menyatakan keberadaan sesuatu, misalnya; Rumusan Masalah Penelitian : Bagaimana sikap tamu terhadap pelayanan hotel  XXX di Yogyakarta ?
Hipotesis Penelitian: Sikap tamu  terhadap pelayanan hotel XXX di Yogyakarta positip

Hipotesis Relasional, yaitu hipotesis yang juga sering dinamakan hipotesis komparatif yaitu hipotesis yang menjelaskan hubungan antar dua variabel , tetapi tidak menyatakan variabel yang satu mempengaruhi variabel yang lain, misalnya;
Masalah penelitian : Apakah ada perbedaan selera  antara tamu domestik dan tamu asing dalam hal memilih  tempat akomodasi
Hipotesis Penbelitian :  Wisatawan asing cenderung memilih tempat akomodasi yang jauh dari pusat kota sedangkan wisatawan domestik cenderung memilih tempat akomodasi yang dekat dengan pusat kota.

Hipotesis Kausal, yaitu hipotesis yang sering disebut juga hipotesis asosiatif yaitu hipotesis yang menjelaskan hubungan antar dua variabel , dan menyatakan variabel yang satu mempengaruhi variabel yang lain.
Masalah penelitian : Apakah benar secara signifikan bahwa pendapatan keluarga mempengaruhi  pola konsumsi berwisata
Hipotesis penelitian : Semakin tinggi tingkat pendapatan keluarga semakin banyak alternatif pola konsumsi berwisata 

2. Syarat perumusan hipotesis
Syarat-syarat merumuskan sebuah hipotesis yang baik (W.Gulo)
1.    Hipotesis disusun dalam kalimat deklaratif, bersifat positip dan bukan normatif  artinya hipotesis disusun melalui sebuah pernyataan (statement) yang positip
2.    Variabel-variabel yang disertakan dalam hipotesis yaitu variabel opersional artinya benar-benar dapat diamati dan diukur.
3.    Hipotesis menunjukkan hubungan tertentu diantara variabel-variabel

Beberapa model penelitian yang umumnya menggunakan hipotesis
1.    Penelitian menghitung banyaknya sesuatu (magnitude/Case studies)
2.    Penelitian tentang perbedaan ( differencies/Casual Comparative studies)
3.    Penelitian hubungan (relationship/Correlations studies)

3. Menguji Hipotesis

Sebuah hipotesis diuji untuk dapat diterima sebagai suatu kesimpulan akhir sebuah penelitian atau ditolak. Pengujian sebuah hipotesis diawali dengan penentuan besarnya taraf kepercayaan. Taraf  kepercayaan yang pada umunya dipakai dalam beberapa penelitian sosial adalah 95%  sedangkan di dalam ilmu-ilmu pasti khususnya yang berhubungan dengan bidang kedokteran, biologi, persoalan nutrisi, persoalan teknik dll.  adalah 99%. Taraf signifikan 95% berarti bahwa 95 % hipotesa kerja (Ha) dinyatakan benar (diterima) atau sebesar 5% dinyatakan salah (tidak diterima) atau sebesar 5 % hipotesa nihil diterima. Sedangkan taraf kepercayaan 99% artinya bahwa resiko kekeliruan dugaan kita adalah sebesar 1% atau 99% hipotesis kita terima.
Melalui pengujian hipotesis akan menolak satu hipotesis atau menerima satu hipotesis yang lain. Artinya untuk menolak atau menerima sebuah rumusan hipotesis maka perlu diadakan pengujian melalui peraturan pengambilan keputusan (rules of decision) yang disebut dengan Uji statistik, Uji Nyata (test of significance). Hal ini sangat tergantung dari bentuk statistik mana yang akan dipergunakan untuk mengujinya. Bentuk-bentuk statistik yang umumnya sering dipergunakan sebagai alat uji misalnya z, t, χ2 , r, atau F ataukah bentuk yang lain.
Berbagai kemungkinan munculnya sebuah hipotesis, artinya hipotesis dapat mengandung pengertian yang sama atau tidak sama (maksimum atau minimum). Contoh pengujian Ho, apabila terdapat berbagai rumusan hipotesis berikut :
1.    Kecerdasan Ani dan kecerdasan Anton sama
2.    Ani lebih cerdas daripada Anton
3.    Anton lebih cerdas daripada Ani

Untuk pengujian hipotesis di atas kita dapat lakukan dengan dua cara yaitu Uji satu sisi dan Uji dua sisi. Jika kita ingin menguji contoh hipotesis 1 yaitu Ho yang mempunyai rumusan sama  maka akan terdapat dua daerah kritis (daerah penolakan hipotesis) masing-masing pada ujung distribusi. Sedangkan jika hipotesis A lebih besar atau lebih kecil maka cukup dengan satu daerah kritis. Perhatikan gambar berikut :


Untuk lebih jelasnya Uji dua ekor dan satu ekor dilakukan dengan ketentuan berikut  : Hipotesis Ho : A ≠  B  tidak sama maka alat ujinya dua ekor
Hipotesis Ho : A ≤  B  alat ujinya satu ekor dengan hasil positip karena ada di sisi kanan kurve

Hipotesis Ho : A ≥  B  alat ujinya satu ekor dengan hasil negatip karena ada di sisi kiri kurve
Untuk penjelasan perhatikan acuan berikut :
Ho : Kecerdasan Anton tidak sama dengan kecerdasan Anik pakai dua ekor
Ho : Kecerdasan Anton lebih rendah atau sama dengan Anik pakai satu ekor Positip
Ho : Kecerdasan Anton Lebih tinggi atau sama dengan Anik pakai satu ekor Negatip
                                
Ketentuan pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan nilai statistik tabel/nilai kritis dengan kentetuan Ho diterima apabila nilai hitung < dari nilai tabel/nilai kritis  pada tingkat kepercayaan tertentu (misalnya 95%) atau Ha ditolak jika nilai hitung< dari nilai tabel/nilai kritis pada tingkat kepercayaan tertentu. Atau dengan nilai probabilitas (dalam analisis SPSS) dengan ketentuan Ho ditolak apabila nilai sig. probabilitas < 0,05


BAB V

METODOLOGI



A.     Populasi dan Sampel

Dalam kebanyakan penelitian sampel lebih banyak dimanfaatkan daripada populasi, karena penelitian dengan menggunakan sampel lebih terfukos terhadap kesimpulan hasil peelitian.
Beberapa hal yang perlu dicermati oleh peneliti dalam penggunaan sampel dalam sebuah penelitian mencakup :
1.    Populasi yaitu sekelompok elemen yang biasanya berupa orang, obyek, transaksi atau kejadian dimana menarik untuk dipelajari atau menjadi obyek penelitian misalnya :
-    Angkatan kerja yang bekerja di Indonesia
-    Wisatawan asing yang berkunjung di berbagai obyek wisata di Indonesia
-    Jumlah wisatawan asing yang berkunjung ke Candi Borobudur tahun 2010

2.    Sampel adalah suatu himpunan bagian (subset) dari unit populasi. Sampel juga diartikan bagian dari populasi yang diharapkan dapat mewakili populasi penelitian, oleh sebab itu sampel yang ditarik harus benar-benar mewakili populasi (representatif). Adakalanya jumlah sampel yang diinginkan oleh peneliti kurang dari yang diharapkan. Sampel yang benar-benar dijadikan sumber data penelitian disebut responden penelitian. Misalnya; untuk keperluan sebuah penelitian yang bertujuan mengetahui tentang tanggapan wisatawan terhadap upaya pelestarian situs Candi Borobudur maka tidak semua wisatawan asing diminta pendapatnya tetapi hanya minta pendapat 150 wisatawa saja sebagai sampel. Dari sejumlah 150 yang diharapkan ternyata hanya sebesar 125 orang yang memberikan tanggapan secara rasional (jawaban utuh) maka 125 orang tersebut dinamakan responden penelitian.

Berbagai alasan penggunaan sampel dalam penelitian                                                              
1.    Penggunaan sampel akan menghemat tenaga, dana dan waktu
2.    Pemilihan sampel yang tepat akan memberikan data yang akurat pada sebuah penelitian

Namun demikian, sekalipun penelitian menggunakan sampel akan menghemat waktu dan biaya maupun tenaga tetapi bila jumlah sampel yang diambil terlalu sedikit dan tidak mewakili populasi maka sampel tersebut tidak bisa menggambarkan keadaan populasi. Oleh sebab itu peneliti perlu menggambil sampel yang benar-benar representative atau mewakili keadaan populasi

Memahami akan manfaat atau pentingnya sampel dalam sebuah peneltian, maka perlu dipelajari tentang teknik penentuan jumlah sampel peelitian. (Zikmund :2000:Business Research Methods, The Dryden Press Harcourt Brace College Publisher, USA : 389) memberikan formula tentang penentuan jumlah sampel penelitian sebagai berikut :
                                                         N =   
Di mana :
N; adalah jumlah sampel;
Z; adalah nilai yang sudah distandardisasi sesuai derajat keyakinan;
S; adalah deviasi standar sampel atau estimasi deviasi standar populasi;
E; adalah tingkat kesalahan yang ditolelir, plus minus faktor kesalahan (rentangnya antara setengah dari total derajat keyakinan)

Misalnya seorang peneliti ingin mempelajari pengeluaran wisatawan asing untuk membeli cindera mata dalam sebuah kawasan obyek wisata , menginginkan derajat kepercayaan 95% (berarti nilai z = 1,96) perkiraan deviasi standar $ 10 (S) dan rentang kesalahan (E) kurang dari $ 2. Dengan demikian jumlah sampel yang sebaiknya diambil menurut formula diatas adalah :
N96,04 (96 wisatawan)

Jumlah sampel yang sesuai untuk suatu penelitian dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut (Davis &Cosenza, 1993 : Business Research for Decision Making, Belmont PWS-KENT Publising Company : 222-223)
1.    Tingkat homogenitas, semakin homogen sebuah unit pemilihan sampel (populasi) maka semakin kecil jumlah sampel yang diperlukan. Dengan kata lain jumlah sampel yang sedikit dipandang mewakili seluruh populasi.
  1. Derajat kepercayaan, yaitu mengukur seberapa jauh peneliti yakin dalam mengestimasi parameter populasi secara benar. Pada umumnya peneliti menggunakan tingkat probablitas (keyakinan) 95%, tingkat kepercayaan yang semakin tinggi maka semakin besar sampel yang diperlukan.
  2. Presisi (ketelitian), semakin tinggi presisi yang diinginkan maka semakin besar sampel yang diperlukan. Cara ini dilakukan dengan menghitung besarnya penyimpangan terhadap populasi yang dihitung melalui deviasi stándart.
  3. Prosedur analisis, artinya bahwa jenis alat analisis tertentu membutuhkan sampel dalam jumlah besar.
  4. Kendala sumber daya, artinya semakin besar sampel maka akan semakin besar dana, biaya dan waktu yang diperlukan dalam sebuah penelitian

Sementara pendapat lain menyatakan bahwa jumlah sampel yang diperlukan sangat dipengaruhi oleh jenis studi atau penelitian yang dilakukan. Secara kuantitatif ada beberapa pedoman yang dianjurkan untuk menentukan jumlah sampel dalam sebuah penelitian. (Gay & Diehl, 1996; 140 -141)
a.     Untuk studi deskriptif  sampel 10 % dari populasi dianggap jumlah amat minimal. Untuk populasi yang lebih kecil setidaknya 20% mungkin diperlukan.
b.    Untuk studi korelasional dibutuhkan minimal 30 sampel untuk menguji ada tidaknya hubungan.
c.     Untuk studi kausal komparatif, minimal 30 subyek perkelompok umumnya dianjurkan.
d.    Untuk studi eksperimen, minimal 15 subyek  perkelompok umumnya diperlukan.

 

B.     Teknik Sampling

Teknik sampling dalam beberapa jenis penelitian yang ada dapat diilustrasikan dalam skema berikut :


 











Teknik sampling yaitu mempelajari bagaimana peneliti mengambil sampel dari sebuah populasi yang ada. Dikenal dua macam teknik pengambilan sampel yaitu teknik probabilitas dan nonprobabilitas, selanjutnya akan dijabarkan teknik probabilitas katena teknik non probabilitas relatif sangat subyektif dalam pengambilan sampel, oleh karenanya tidak dijabarkan dalam rangkuman ini.

Teknik probabilitas terdiri :
1.    Sampel Random Sederhana (Simple Random Sampling) yaitu pemilihan sampel dengan cara memberikan kesempatan (peluang) yang sama terhadap setiap populasi untuk menjadi sampel penelitian.
2.    Sampel Sistematis (Systematic Sampling) yaitu pemilihan sampel dengan cara memberikan nomor urut pada setiap populasi kemudian dipilih berdasarkan penentukan formula atau pedoman tertentu dalam pemilihan sampel, misalnya b = N/n, dimana b adalah orang yang akan dijadikan sampel, N adalah jumlah populasi dan n adalah jumlah sampel yang diinginkan. Misalnya jumlah populasi ada sebanyak 500 orang akan diambil 20 % (100 orang), maka besarnya b adalah 500/100 = 5. Misalnya sampel pertama adalah no urut 2 maka selanjutnya adalah 7, 12, 17, 22 dst.
3.    Sampel Stratifikasi (Stratified Sampling) yaitu pemilihan sampel dalam kelompok-kelompok tertentu. Jadi cara ini adalah membagi/mengelompokan populasi berdasarkan kriteria tertentu kemudian sampel dipilih  secara acak pada kelompok-kelompok yang telah ditentukan. Misalnya populasi sebanyak 10.000 akan diambil sampel sebanyak 20% yaitu sebesar 2.000, selanjutnya populasi sebanyak 10.000 tersebut dibagi kedalam 3 kelompok (strata) misalnya Strata I 4.000, Strata II 3.000 dan Strata III 3.000 maka besarnya sampel dari Strata I adalah 800, Strata II 600 dan Strata III juga 600
4.    Sampel Kluster (Cluster Sampling) yaitu pengambilan sampel pada kelompok-kelompok wilayah atau area-area yang sudah ditentukan dalam sebuah populasi. Penelitian sensus ekonomi, sosial biasanya menggunakan cara ini.

C.     Variabel penelitian

Variabel adalah gejala atau objek penelitian yang bervariasi artinya lebih dari satu jenis. Gejala atau obyek disebut sebagai variabel apabila bisa diberikan nilai.  Misalnya sebuah penelitian dimaksudkan untuk menguji apakah motivasi, kepemimpinan dan lingkungan kerja mempengaruhi kinerja karyawan. Maka motivasi, kepemimpinan, lingkungan kerja dan kinerja karyawan disebut sebagai  variabel,  yang masing-masing merupakan gejala atau obyek yang dapat dinilai. Penentuan variabel menjadi sangat penting kususnya berkaitan dengan jenis atau model pendekatan penelitian.

Nilai sebuah variabel dapat berupa nilai kuantitatif maupun nilai kualitatif, variabel berat badan misalnya, dapat dinilai 2 Kg sampai 100 Kg, variabel jenis kelamin misalnya bisa laki-laki, perempuan, variabel prestasi belajar dapat dinilai; kurang, sedang, cukup, tinggi dan sangat tinggi.
Jenis Variabel

Berdasarkan skala nilai
Berdasarkan skala nilai sebuah variabel dapat diklasifikasikan menjadi :
a.    Variabel kontinu (kontinum) yaitu sebuah variabel yang skala nilainya teratur dalam kisaran tertentu, sehingga nilainya lebih bervariatif. Misalnya umur manusia bisa dari 0 tahun sampai dengan 80 tahun, dapat dikategorilan anak-anak, pemuda, dewasa, tua. Pendapatan seorang pegawai dapat dibedakan menjadi sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, sangat rendah. Penelitian-penelitian yang berkaitan dengan minat atau perilaku kepribadian sekelompok orang biasanya menggunakan ini.
b.    Varibel kategoris atau vartiabel diskrit (skala nominal) yaitu variabel yang skala nilainya mengkategorikan dua kelompok atau kategori secara pasti sehingga sangat terbatas,  misalnya;  jenis kelamin (Laki - Perempuan), sikap (positip-negatip), tingkat pendidikan (sarjana-bukan sarjana)

Berdasarkan fungsi hubungan antar variabel
Berdasarkan fungsi hubungan antar variabel dalam sebuah penelitian maka variabel dapat dibedakan menjadi :
a.    Variabel Independen dan Variabel Dependen, variabel independen yaitu variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi, sedangkan variabel dependen yaitu variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi.








Motivasi karyawan
(variabel independen)
 

Kinerja karyawan
(variabel dependen)
 



 


b.    Variabel Moderating, variabel ini disebut juga variabel contigency yaitu variabel yang berada di antara variabel dependen dan indepeden. Variabel moderating sifatnya memperkuat atau memperlemah hubungan langsung antara variabel dependen dan independen.
Dalam kasus hubungan antara Motivasi dengan Kinerja maka terdapat variabel moderating yaitu lingkungan kerja (atmoswer) yang ada di perusahaan. Artinya motivasi seseorang didukung dengan lingkungan kerja yang sehat maka memberikan pengaruh positip (memperkuat) pada kinerja. Pada lingkungan kerja yang tidak sehat motivasi justru akan memperlemah (negatip) pada kinerjanya.

 







c.    Variabel Intervening yaitu variabel yang mempengaruhi hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel-variabel dependen menjadi hubungan yang tidak langsung. Hakekat dari variabel intervening yaitu menghubungkan (sifatnya positip) antara variabel dependen dengan variabel independen artinya bahwa variabel independen tidak berhubungan langsung dengan variabel dependen.







Kinerja karyawan
(variabel dependen)
 


 






Dalam suatu penelitian untuk mendapatkan hasil yang maksimal maka rumusan variabel hendaknya lebih rinci pada sub-sub variabel atau indikator-indikator. Untuk mencerminkan sebuah penelitian yang baik maka indikator-indikator dalam variabel penelitian diberikan ukuran yang jelas (bobot yang jelas).

D.     Persoalan Data
Nilai satu atau lebih dari variabel dalam sampel (responden) yang menunjukkan kejelasan ukuran dan klasifikasinya disebut sebagai data penelitian. Oleh sebab itu pengertian data juga dapat didefinisikan  sekumpulan informasi yang ukuran dan klasifikasinya jelas,  untuk membuktikan permasalahan yang ingin dijawab oleh peneliti.



Lisan (verbal)
 
 
Data Subyek
 
1. Jenis data penelitian


 







Dua jenis data yang hendaknya dipahami pada awal penelitian bagi seorang peneliti mencakup :

1.    Data Kuantitatif yaitu data yang diukur dalam skala numerik (angka). Jenis data ini dapat dibedakan menjadi :
a.    Data interval yaitu data berupa angka yang diukur berdasarkan skala tertentu dalam sebuah variabel penelitian. Misalnya variabel jarak, suhu udara, nilai ujian, kemampuan, waktu dll.
Misalnya jarak pengamanan terhadap tamu negara ring I antara 0 – 100 m, ring II 100- 200 m. dst. Nilai ujian mahasiswa misalnya 0 – 40 dikonversi dengan nilai E,  41- 60 dengan nilai C dst.
b.    Data rasio yaitu suatu variabel yang diukur berdasarkan proporsi (perbandingan atau prosentase) tertentu misalnya; tingkat hunian kamar Hotel X dan Hotel Y dihitung melalui tingkat hunian kamar (Occupancy).

2.    Data kualitatif yaitu data yang tidak bisa diukur dengan skala numerik. Namun demikian untuk memudahkan dalam aplikasi alat analisis penelitian data kualitatif dikuantitatifkan (diubah menjadi data numerik). Jenis data ini dibedakan menjadi :

a.    Data nominal yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk kategori. Misalnya pada saat  terjadi musibah Gempa di Yogyakarta tahun 2006 BNPB ((Badan Nasional Penangulangan Bencana) mengkategorikan masyarakat yang terkena musibah sebagai berikut :
Rumah rusak total dan hewan ternak hilang/mati masuk dalam kategori 1
Rumah rusak 50% dan hewan ternak hilang/mati masuk dalam kategori 2
Rumah rusak 25 % tapi hewan ternak hilang masuk dalam kategori 3

b. Data ordinal yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk kategori namun posisi data tidak sama derajatnya karena dinyatakan dalam skala peringkat. Misalnya tingkat pendidikan karyawan sebuah Perusahaan Jasa Akomodasi dan Transportasi dikategorikan sebagai berikut :
Sangat rendah diberi kode 1
Rendah diberi kode 2
Moderat diberi kode 3
Tinggi diberi kode 4
Sangat tinggi diberi kode 5 dst

2. Sumber Data

Dari sudut pandang subyeknya dimana data itu berada maka sumber data dapat dikenali melalui 3 (tiga) P yaitu : Person, Paper dan Place. Secara ringkas sumber data penelitian dapat dibedakan menjadi :

a.    Data primer yaitu merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber aslinya. Data-data primer biasanya berbentuk data subyek (Self Report Data) misalnya opini subyek (orang) secara individu maupun kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda, kejadian atau kegiatan, maupun hasil pengujian.
Jenis data seperti ini biasanya dicari melalui metode survei atau observasi.
b.     Data sekunder yaitu merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung, bisa melalui perantara media (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain) biasanya berbentuk data fisik misalnya; hasil laporan keuangan Food and Beverage Hotel XX, laporan nilai semester, laporan jumlah tamu menginap dll.

 3. Hubungan Sumber dan Jenis Data Penelitian

Ilustrasi hubungaan sumber data dengan jenis data sebuah penelitian dapat diilustrasikan sebagai berikut.


 










E.     Analisis Data (pemilihan metode statistik)

Memilih metode statistik atau melakukan analisis data penelitian tergantung dari tiga hal yaitu : (1 )tujuan studi atau masalah penelitian yang akan dijawab, (2) jumlah variabel, (3) skala pengukuran.

1.    Tujuan studi atau pengujian terhadap masalah penelitian

Tujuan studi secara spesifik mencakup tiga hal yaitu : penjajakan (eksplorasi), deskriptif dan pengujian hipotesis, lihat skema berikut :

                                           Eksplorasi
                                                                                 STATISTIK DESKRIPTIF
Tujuan Studi                 Deskriptif
                                                                              Uji Perbedaan
                                            Uji Hipotesis                                                  Korelasional     
                                                                              Uji Hubungan                                                
                                                         Sebab Akibat
                                                                 
                                                                 
                                                                 
                                                                  INFERENSIAL STATISTIK
                                                                  Parametrik/Non Parametrik

2.    Jumlah variable Penelitian

Jumlah variabel yang tercakup dalam rumusan masalah penelitian menyebabkan perbedaan alat analisis yang dipergunakan, lihat skema berikut :


                                Satu variabel                          Analisis Univariate
      Jumlah                                                
      Variabel            Dua variabel                          Analisis Bivariate
                               
                                Lebih dari Dua                      Analsis Multivariate
                                Variabel

3. Skala pengukuran

Sekelompok data dapat diukur melalui skala : nominal, ordinal, interval dan rasio. Tipe skala pengukuran menjadi pertimbangan peneliti untuk menentukan pemilihan metode paramterik dan non parametrik dalam statistik inferensial. Sedangkan untuk metode statistik deskriptif skala pengukuran data jenis apapun tidak terlalu dipersoalkan

Jika sebuah penelitian menggunakan skala interval dan skala rasio dalam ukuran sampel relative besar (n > 30) statistik parametrik merupakan metode analisis  data yang tepat, dengan asumsi bahwa distribusi populasi datanya normal (atau tidak terlalu juling), sedangkan metode non parametrik merupakan metode analisis yang tepat untuk menganalisis data penelitian yang menggunakan skala nominal dan ordinal.

Skema berikut menggambarkan skala pengukuran data hubungannya dengan  penggunaan metode parametrik dan non parametrik dalam statistik inferensial maupun statistik deskriptif, demikian halnya dengan bentuk distribusi pupolasinya.





 





















Penjelasan

4. Analisis Univariate

Analisis ini mencakup analisis deskriptif tanpa uji hipotesis dan analisis dengan uji hipotesis. Pada umumnya studi deskriptif menganalisis satu varaibel yang diteliti. Sesuai dengan jumlah variabelnya analisis ini memberikan gambaran terhadap sekelompok data yang jumlahnya cukup besar, maka analisis data pada studi deskriftip ini adalah menyimpulkan sebuah data mentah sehingga dapat ditafsirkan menjadi sebuah pemecahan masalah.

a.    Analisis studi deskriptif tanpa uji hipotesis

Studi deskripsi tanpa hipotesis disebut juga penelitian studi metode kasus yaitu studi deskriptif yang ditujukan pada sebuah kasus/kejadian dalam sebuah wilayah tertentu dan tidak untuk menggambarkan wilayah lain pada kejadian yang sama. Misalnya penelitian yang berkaitan dengan motivasi kerja karyawan departemen Front Office di Hotel XXX, maka hasil penelitian ini tidak berlaku pada depatemen Front Office di Hotel YYY.
Dalam penelitian studi kasus pendeskripsian data biasanya diaktualisasikan dalam bentuk diagram atau grafik yang menggambarkan perkembangan, keadaan atau hubungan antar variabel. Misalnya dalam contoh penelitian diatas motivasi kerja karyawan FO Dept. hotel XXX diperinci atas dasar gender, usia, lama bekerja dll.

b.    Analisis studi deskriptif dengan uji hipotesis
Metode ini disebut penelitian survey, berbeda dengan penelitian studi kasus yang mendeskripsi data melalui grafik pada metode ini mendeskripsi data dengan menggunakan ukuran numerik (angka). Tujuan dari metode statistik untuk menguji hipotesis . Uji hipotesis terhadap satu variabel umumnya berupa uji perbedaan nilai sampel dengan populasi. Mendeskripsi data menggunakan ukuran numerik sangat tergantung dari jenis datanya. Pada data kuantitatif (interval, rasio) berbeda dengan data kualitatif (nominal atau ordinal).

Ukuran mendeskripsi data numerik meliputi : (1)Ukuran tendensi Sentral dan (2) ukuran variabilitas.

Ukuran Tendensi Sentral mencakup :
(1)      Mean (rata-rata), yaitu jumlah seluruh data kuantitatif dibagi dengan banyaknya data yang ada (jumlah frekuensi distribusi).
Aplikasi perhitungan mean untuk uang saku mahasiswa

Mahasiswa ke
1
2
3
4
5
6
7
Uang saku (dlm. ribuah rupiah)
100
150
100
200
165
125
175
Besarnya mean atau nilai rata-rata dihitung melalui rumus :

Hasil penerapan rumus perhitungan mean adalah : Rp 145.000. Segi positip penggunaan mean yaitu merupakan cara paling mudah untuk mendeskripsi data, dengan menggunakan mean akan mendapatkan kemudahan untuk membandingkan  dua himpunan data atau lebih. Segi negatip dari penggunaan nilai mean yaitu  akan terjadi bias apabila terdapat nilai-nilai ekstrem dalam sebuah himpunan data. Melihat segi positip dan negatip penggunaan nilai mean, maka untuk menjamin akurasi sebuah nilai mean penelitian diharapkan pada sampel yang berjumlah besar dan tingkat variabilitas data hendaknya rendah.

(2)      Median (nilai tengah), yaitu nilai yang berada ditengah-tengah himpunan data (distribusi frekuensi). Perhitungan median dilakukan dengan mengurutkan himpunan data mulai dari angka terkecil. Dari contoh di atas, maka besarnya median yaitu Rp 150.000. Kebayakan median digunakan pada data kualitatif (ordinal) untuk merangking sebuah himpunan data.

(3)      Modus yaitu nilai yang paling banyak muncul dalam sebuah distribuasi (himpunan data). Dengan kata lain modus menunjukkan kecenderungan sebuah kumpulan data. Kebanyakan modus digunakan untuk data kualitatif (nominal) untuk menunjukan di mana data cenderung terkonsenterasi. Pada contoh di atas besarnya modus adalah Rp 100.000.

Ukuran Variabilitas/Penyimpangan mencakup :
Variabilitas mengukur sebaran sebuah himpunan data. Data yang varibilitasnya rendah disebut data yang bersifat homogen, data yang variabilitasnya tinggi disebut data yang bersifat heterogen. Ukuran variabilitas sebuah himpuan data mencakup :

a.    Kecondongan (Skewness) yaitu mengukur bentuk atau derajat simetri sebuah distribusi data. Besarnya nilai skewness adalah
                          Rata-rata – modus
Skewness = 
                           Deviasi  standar

b.    Rentang (range) yaitu nilai terbesar dikurangi nilai terkecil dari sebuah himunan data. Gambaran sebuah nilai rentang yaitu bahwa semakin besar nilai rentang akan semakin tinggi penyimpangan data dari rata-ratanya.

c.    Deviasi Standar (Standart Deviasi) merupakan ukuran penyimpangan yang diperoleh dari akar kuadrat dari rata-rata jumlah kuadrat deviasi antara masing-masing nilai dengan rata-ratanya.



Makna sebuah ukuran standar deviasi yaitu apabila standar deviasi bernilai besar berarti sebaran/variabilitas data tinggi atau data bersifat heterogen. Sedangkan nilai stadar deviasi yang kecil menunjukan bahwa data berada disekitar nilai rata-ratanya atau berifat homogen.

Contoh Metode Statistik Berdasarkan Tujuan Studi dan Skala Pengukuran (Analisis Deskriptif)
Tujuan Studi
Masalah Penelitian
Skala Pengukuran
Metode Statistik
1.       Identifikasi jumlah kategori

2.        
3.       Perbedaan proporsi kategori

4.        
5.       Perbedaan urutan kategori



6.        
7.       Penentuan urutan kategori



8.        
9.       Perbedaan nilai sampel dengan nilai populasi
Apakah jumlah mahasiswa sesuai dengan yang diekspektasi

Apakah selera mahasiswa pria sama dengan wanita

Apakah distribusi nilai ujian mahasiswa untuk kategori A, B, C, D berbeda dengan distribusi yang diperkirakan

Apakah urutan jenis obyek wisata yang disukai konsumen sesuai dengan urutan jenis obyek wisata yang dihipotesiskan

Apakah rata-rata gaji karyawan Hotel X yang diteliti mempunyai perbedaan yang signifikan dengan rata-rata gaji seluruh karyawan Hotel X
Nominal


Nominal


Ordinal




Ordinal




Interval atau Rasio
Chi-square test


t-test proporsi


Chi-square test




Kolmogorov-Smimov test



Z-test (sampel besar) atau t-test (sampel kecil)

5.    Analisis Bivariate

Analisis bivariate umumnya mempunyai tujuan untuk menguji perbedaan dan mengukur hubungan antara dua variabel penelitian. Beberapa metode statistik yang umumnya dipakai dalam uji beda dan uji hubungan antar variabel pada analisis bivariate terlihat seperti pada contoh berikut :

Contoh Metode Statistik Berdasarkan Tujuan Studi dan Skala Pengukuran (Uji Perbedaan Bivariate)
Tujuan Studi
Masalah Penelitian
Skala Pengukuran
Metode Statistik
1.       Antar dua kelompok independen











2.       Antar tiga atau lebih kelompok




Apakah ada perbedaan nilai ujian  Matakuliah Statistik antara pria dan wanita

Apakah ada perbedaan selera tujuan wisata Pemuda Karanag Taruna Pedesaan dengan Perkotaan

Apakah ada perbedaan pilihan merk susu pada anak-anak,dan orang dewasa

Apakah perbedaan selera pilihan jenis sepeda motor berdasarkan tingkat pendidikan, gender dan pekerjaan

Apakah perbedaan uang saku yang diberikan oleh orang tua berdasarkan tingkat pendidikan anaknya

Apakah perbedaan pilihan rasa Roti Bakar yang disajikan  bagi kelompok anak-anak, dewasa maupun orang tua

Nominal


Ordinal



Interval atau Rasio


Ordinal



Nominal



Interval atau Rasio

Z-test (dua Proporsi)
Chi-square test

Mann Whitney U-test
Wilcoxon test

Z-test atau t-test terhadap kelompok independent

Kruskal-Waillis test



Chi-Square



One way anova




Contoh Metode Statistik Berdasarkan Tujuan Studi dan Skala Pengukuran (Uji Hubungan Bivariate)
Tujuan Studi
Masalah Penelitian
Skala Pengukuran
Metode Statistik
Menguji ada tidakanya hubungan atar variabel penelitian


Apakah ada korelasi antara pria dengan wanita dalam memilih obyek wisata yang akan dikunjungi


Apakah ada korelasi antara preferensi pilihan musik dengan umur kelompok penggemar musik


Apakah partisipasi mahasiswa mempunyai korelasi dengan pilihan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM)


Nominal




Ordinal




Interval atau Rasio




Chi-square test
Phi-coefficient
Contigency coefficient

Chi-square test
Spearman rank correlation
Kendall’s rank

Correlation Coefficient (Pearson’s)
Bivariate regression analysis


6.      Analisis Multivariate

Analisis multivariate terdiri dari Analisis dependensi dan analisis interdependensi. Dalam kebanyakan penelitian ilmu sosial lebih banyak menggunakan analisis dependensi yaitu hubungan, pengaruh antar dua variabel atau lebih, oleh sebab itu dalam uraian ini hanya akan di bahas analisis dependensi .

Analisis dependensi yaitu dipergunakan untuk  menjelaskan dan memprediksi satu atau lebih variabel dependen berdasarkan beberapa variabel indenpenden. Metode analisis ini mencakup ;
(1). Analisis regresi berganda, menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen dengan skala pengukuran interval atau ratio dalam persamaan linier.
(2) Analisis deskriminasi, untuk memprediksi beberapa pengaruh variabel independen (diukur dengan skala interval atau rasio) terhadap suatu variabel dependen dan dua atau lebih kategori diukur dengan skala nominal.
(3) Multivariate analysis of variance (MANOVA), menguji perbedaan nilai rata-rata antar kelompok dalam dua atau lebih variabel dependen berdasarkan satu variabel independen yang semuanya diukur dengan skala interval atau rasio
(4) Canonical correlation analysis, seperti halnya pada analisis regresi berganda hanya saja baik variabel dependen maupun independen diukur dengan skala interval atau rasio.
Perhatikan skema berikut :

Tujuan Studi
Jumlah Variabel
Skala Pengukuran
Metode
Dependen
Independen
Dependen
Independen
1.     Menguji pengaruh beberapa variabel independen terhadap variabel dependen

2.     Memprediksi subyek  atau obyek penelitian mempunyai dua atau lebih kategori mutually exclusive berdasarkan beberapa variabel independen

3.     Menentukan korelasi antara dua atau lebih variabel dependen dengan beberapa variabel independen

4.     Menguji signifikansi perbedaan nilai rata-rata beberapa variabel antara dua level dalam suatu variabel
Satu




Satu







Dua atau lebih




Dua atau lebih

Dua atau lebih



Dua atau lebih






Dua atau lebih




Satu


Interval atau rasio



Nominal







Interval atau rasio




Interval atau rasio
Interval atau rasio



Interval atau rasio






Interval atau rasio




Nominal
Analisis Regresi Berganda


Analisis  Diskriminasi






Canoncial Correlation Analysis



Multivariate Analysis of Variance

Contoh judul penelitian dengan menggunakan alat analisis multivariate
1.    Apakah variabel harga, pelayanan dan lokasi berpengaruh terhadap tingkat penjualan produk Restoran Ma’nyuuus 
2.    Apakah variabel pendapatan orang tua, fasilitas belajar dan manajemen institusi berpengaruh pada prestasi belajar  
3.    Apakah motivasi kerja dan kemampuan kerja dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan, lingkungan kerja dan system pengupahan
4.    Apakah kunjungan wisatawan, tingkat hunian kamar hotel dan volume penjualan cindera mata dipengaruhi oleh keamanan wilayah obyek wisata.




DAFTAR PUSTAKA

Lexy J  Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, PT Rosdakarya, Bandung, 2010
Mudradjat Kuncoro, Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi, Erlangga, Jakarta, 2003
Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, Metode Penelitian Bisnis, BPFE UGM, Yogyakarta, 2002
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif,  Alfabeta, Bandung, 2011

No comments:

Post a Comment